Banjarmasin, KP – Simulasi pembukaan wisata yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin pada pekan keempat di kawasan Siring Pasar Terapung berjalan tak seketat di awal pelaksanaan.
Pasalnya, jika diawal simulasi pengunjung yang ingin masuk ke Siring Pasar Terapung diwajibkan memiliki aplikasi PeduliLindungi, di pekan keempat kali ini malah tak dijalankan.
Benar saja, dari pantauan Kalimantan Post tadi pagi, di akhir pekan, kondisi Siring Piere Tendean tampak ramai.
Di dermaga Pasar Terapung misalnya, pengunjung yang hendak masuk diwajibkan mengenakan masker. Mencuci tangan, lalu melakukan pengecekan suhu tubuh.
Hanya itu persyaratan untuk masuk kawasan dermaga Pasar Terapung kemarin (12/12). Yang dari hasil pantauan, tidak seketat di awal uji coba sebelumnya.
Padahal, di awal uji coba, petugas jaga mewajibkan pengunjung untuk memindai barcode aplikasi PeduliLindungi. Atau, memperlihatkan bukti apakah sudah divaksin atau belum.
Namun, sekali lagi, pengecekan hingga penerapan aturan itu tak tampak lagi dijalankan pada Minggu (12/12) pagi.
itu lantas memantik catatan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. ia menginginkan, pemindaian aplikasi Peduli Lindungi mesti terus dilakukan.
Tujuannya, selain untuk keamanan, juga agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bisa mengetahui jumlah pengunjung yang datang.
“Siapa pun yang masuk kawasan ini harus ada petugas yang mengingatkan, pakai aplikasi Peduli Lindungi. Baik saat masuk maupun ke luar. Jadi bisa terdata dengan baik berapa jumlah pengunjung yang datang,” tekannya, Minggu (12/12).
Selain itu, meskipun saat ini persentase cakupan vaksinasi di Kota Banjarmasin sudah mencapai angka 71 persen, Ibnu menginginkan agar setiap pengunjung tetap diedukasi akan pentingnya vaksinasi.
“Kawasan wisata jadi kesempatan untuk menjaring yang belum divaksin untuk bisa diarahkan agar bervaksin. Sehingga target herd immunity bisa tercapai hingga akhir tahun. Minimal 75 atau 80 persen sesuai dengan standar WHO,” ungkapnya.
Pasalnya, ia melihat antusias pengunjung sudah tidak diragukan lagi. Namun harus tetap dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Demikian juga dengan peraturannya. Saya kira, itu catatan dari saya,” tandasnya. (Zak/K-3)