Banjarmasin, KP – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus mendorong masyarakat agar selalu menumbuhkan toleransi antar umat beragama.
Seperti yang terlihat dari upaya FKUB Kalsel dengan menggelar Dialog Bangsa dan Keberagaman yang mengusung tema “Pengarusutamaan Moderasi Beragama untuk Keutuhan Bangsa” bertempat di Rattan Inn Hotel Banjarmasin, Sabtu (11/12) pagi kemarin.
Ketua FKUB Kalsel, Ilham Masyakuri Hamdie mengatakan, dialog kebangsaan ini merupakan salah satu upaya pihaknya untuk terus menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
“Goals kita ada tiga dalam acara ini. Yang pertama toleransi umat beragama yang satu dengan yang lain, kesetaraan umat beragama dan yang ketiga kerjasama umat beragama dalam membangun dan memelihara bangsa ini,” ungkapnya saat ditemui di sela acara.
Menurutnya, perkembangan umat beragama di Indonesia saat ini sudah terbagi menjadi dua tarikan yang saling bertentangan.
“Pertama, ada ekstrim radikal sedangkan yang kedua ada liberal,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, golongan ekstrimis radikal merupakan golongan kelompok yang pola pikirnya sangat ketat dengan aturan agama secara tafsir. Sehingga, sangat mudah menyalahkan orang lain.
Sedangkan golongan liberal adalah pola pikir masyarakat yang berseberangan dengan aliran yang sebelumnya. Atau dengan kata lain mereka sangat melemahkan aturan-aturan agama.
“Yang ekstrim radikal itu memahami agama secara ketat menurut tafsir. Ada juga yang melemahkan seperti kelompok liberal,” terangnya.
Ia menekankan, bahwa dua tarikan saling bertentangan ini merupakan tugas FKUB Kalsel untuk dapat membawa umat beragama di posisi tengah alias tidak menjadi ekstrim radikal maupun liberal.
“Inti dasar dari kerukunan agama, mencoba meletakkan kita dalam posisi tengah yakni tidak terlalu ke kanan apalagi ke kiri. Kalau dalam islam namanya menjadi Islam yang moderat,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia berharap agar dengan adanya moderasi umat beragama diharapkan terciptanya toleransi setiap manusia, kesetaraan antar umat beragama dan kerjasama.
Hal tersebut sangat diperlukan dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Toleransi umat beragama dapat dipupuk dalam sebuah dialog, sebagai sebuah kesadaran untuk menjaga kedaulatan,” pungkasnya
Karena itu, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Tambrin yang juga berhadir di dalam acara tersebut berharap, dengan adanya dialog antar umat beragama ini mampu mengurangi konflik dan kekerasan antar umat beragama yang ada di Indonesia.
“Toleransi beragama harus tumbuh di setiap pemeluk agama di Indonesia. Dengan adanya dialog ini diharapkan mengurangi kecenderungan konflik dan kekerasan antar umat beragama,” tuntasnya. (Zak/K-3)