
“Kabupaten Banjar Diusia ke 72”
Bertekat Wujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat

KABUPATEN Banjar kini genap berusia 72 tahun. Adapun tema Hari Jadi ke 72 ini adalah ”Bersinergi untuk Penguatan Ekonomi dan Sosial Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Agamis”.
Banyak kemajuan bidang pembangunan sudah ditorehkan pasangan Bupati H Saidi Mansyur dan Wakil Bupati H Said Idrus saat memimpin ”Kabupaten Religius” tersebut hingga saat ini.
Dalam Lapsus Hari Jadi Kabupaten Banjar ke 72 ini, Harian Umum (HU) Kalimantan Post memfokuskan pada kemajuan Bidang Kesehatan.

Pelayanan bidang kesehatan menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan Bupati Saidi Mansyur. Berbagai inovasi dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya. Khusus bidang kesehatan ini telah dijabarkan dalam lima program penting.
- Percepatan Penurunan Stunting Stunting merupakan sebuah kondisi pagi pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang serta stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sang anak.
Stunting ditandai pertumbuhan tidak optimal sesuai usianya. Anak yang tergolong stunting biasanya pendek, walau pendek tentu belum stunting serta gangguan kesehatan.
Berdasarkan data EPPGBM 2021 penurunan angka stunting di Kabupaten Banjar sebesar 2,48% dari kondisi tahun 2020 sebesar 20,18% menjadi 17,7%.
Pada tahun 2021 Kabupaten Banjar berada pada peringkat ke 11 dari 13 Kabupaten/kota di Kalsel.
Guna mendukung penanganan masalah stunting tersebut, Pemkab Banjar telah melakukan inovasi disebut “KELAS BADUTA CANTING”, singkatan dari Kelas Bawah Dua Tahun Cegah Stunting.
Inovasi ini dilakukan pada 9 Puskesmas Percontohan sebagai angka awal, yakni Puskesmas Alun-aluh, Tatah Makmur, Kertak Hanyar, Gambut, Martapura Barat, Martapura Timur, Karang Intan 1, Martapura 2 dan Astambul.
Inovasi ini dilaksanakan sebulan sekali, bisa di Puskesmas atau Desa sesuai kesepakatan bersama untuk mengatasi kejenuhan peserta.
Inovasi tersebut merupakan kelas kecil dengan peserta 15 orang anak baduta stunting didampingi ibu balita. Kegiatan diawali pemantauan pertumbuhan melalui pengukuran Antropometri (BB dan TB/PB), selanjutnya materi dari narasumber yakni dari puskesmas, bisa bergantian petugas gizi, dokter, bidan dan ahli kesehatan lainnya.
Kemudian ditambahkan dengan narasumber dari Kampung Dongeng untuk membuat kelas lebih menarik, sehingga menjaga kesinambungan pelaksanaan kelas baduta canting, dilanjutkan diskusi sambil dilakukan praktek masak menu berbahan dasar Pangan Lokal yang mudah dipraktekkan oleh ibu-ibu.

Diharap inovasi ini nantinya dapat memantau pertumbuhan baduta secara berkala melalui pemeriksaan Antropometri, meningkatkan pengetahuan ibu tentang pola asuh dan pola makan yang tepat melalui narasumber kesehatan dan narasumber Kampung Dongeng serta praktek membuat makanan tambahan yang memenuhi gizi seimbang berbahan dasar pangan.
Inovasi ini berbeda dengan inovasi lainnya, karena merupakan gabungan dari beberapa kegiatan diatas.
Bupati Saidi Mansyur juga mengambil peran melalui beberapa strategi, diantaranya dengan inovasi Gebrak’s Manis (Gerakan Bersama Realisasi Akses Sanitasi Maju Mandiri dan Agamis). 70% intervensi terhadap prevalensi stunting adalah melalui sanitasi dan air minum, dengan gerakan penghapusan jamban terapung di sepanjang Sungai Martapura, diharap bisa merubah pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat. Sampai dengan tahun 2021 sebanyak 4.525 unit tangki septik individual dan 57 unit tangki septik/MCK komunal yang tersebar di seluruh Kecamatan, terutama di sepanjang bantaran Sungai Martapura.
Target di tahun 2022 akan dibangun 450 unit tangki septik individual di sembilan desa di Kabupaten Banjar.
Intervensi terhadap penurunan stunting juga dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah bagi remaja yang dikampanyekan di sekolah-sekolah, selain itu juga diberikan bagi ibu hamil.
Inovasi lainnya, yakni Gelang Anting Manis juga ikut mendukung dalam upaya keakuratan pengukuran berat, tinggi dan panjang badan di Posyandu melalui pelayanan tera ulang alat ukur dan timbangan.
- Akses Cakupan Kesehatan Semesta (UHC/JKN)
UHC merupakan upaya capaian cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Cakupan kesehatan semesta menjamin seluruh masyarakat mempunyai akses untuk kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif.
Berdasarkan data 2019, kepesertaan JKN di Kabupaten Banjar masih dibawah 50%. Hingga tahun 2021 ini terjadi peningkatan, dimana penduduk Kabupaten Banjar yang telah mengikuti kepesertaan JKN naik menjadi 63,10%.
Untuk selanjutnya harus dilakukan upaya peningkatan kepesertaan JKN secara mandiri agar seluruh masyarakat Kabupaten Banjar dapat terlindungi dengan adanya jaminan kesehatan.
Dari segi segmen kepesertaan JKN di Kabupaten Banjar sendiri, didominasi oleh peserta Penerima Bantuan iuran melalui pendanaan APBN, kemudian secara berurutan diiringi peserta Pekerja Penerima Upah (Aparatur Sipil Negara, TNI, POLRI, Pekerja Swasta, BUMN, BUMD) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (Pekerja Informal) serta Penerima Bantuan Iuran melalui pendanaan APBD/Jamkesda.
Untuk capaian UHC Kabupaten Banjar terhadap Provinsi Kalsel berada pada posisi 68%.
- Optimalisasi Fungsi dan Kinerja Puskesmas Rawat Inap Puskesmas rawat inap merupakan puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan.
Dalam upaya mendekatkan layanan kesehatan bagi masyarakat, Pemkab Banjar berupaya mengoptimalkan fungsi dari puskesmas yang ada di Kecamatan. Optimalisasi fungsi dilakukan dengan mengembangkan layanan rawat inap. Hingga tahun 2021, jumlah puskesmas rawat inap di Kabupaten Banjar berjumlah 4 unit, yakni Puskesmas Alun-aluh, Puskesmas Sungai Tabuk, Puskesmas Karang Intan 2 dan Puskesmas Pengaron.
Untuk pengembangan selanjutnya, Pemkab Banjar telah membangun dua puskesmas yang dicanangkan untuk puskesmas rawat inap ini, yakni Puskesmas Sambung Makmur dan Puskesmas Cintapuri Darussalam.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Pemkab Banjar juga melakukan pembangunan UPT Laboratorium Kesehatan Daerah dan perbaikan sejumlah gedung Puskesmas serta Balai Penyuluhan KB.
- Peningkatan Layanan Kesehatan Masyarakat di Desa Peningkatan layanan kesehatan masyarakat di tingkat perdesaan dilakukan dengan mengembangan Posyandu. Posyandu merupakan wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.
Posyandu sendiri adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat.
Dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar program.
Kegiatan ini juga untuk kelangsungan pelayanan di posyandu, sesuai situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan data statistik tahun 2021, jumlah posyandu di Kabupaten Banjar bertambah sebanyak 10 buah, dimana pada tahun 2020 hanya terdapat 560 buah dan di tahun 2021 meningkat menjadi 570 unit.
- Penyediaan Tenaga Kesehatan di Desa
Peningkatan layanan kesehatan masyarakat dengan menyediakan tenaga kesehatan di desa belum optimal dilaksanakan, karena masih terdapat 11 desa yang belum memiliki bidan desa.
Mengingat kondisi Geografis Kabupaten Banjar yang umumnya berbeda dengan wilayah lain di Kalsel serta dengan status Kabupaten ketiga terluas di Kalsel yaitu sebesar 4.668 kilometer persegi, maka tenaga kesehatan di tingkat desa dirasa sangat diperlukan serta dibarengi dengan peningkatan akses menuju pelayanan kesehatan setempat. (Wan/*)
