Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Ekonomi

Ekspor Kalsel Anjlok Hampir 50 Persen

×

Ekspor Kalsel Anjlok Hampir 50 Persen

Sebarkan artikel ini

“Penurunan terjadi sangat signifikan pada komoditas batubara sebesar 51,73 persen, disusul Kelapa Sawit atau CPO sebesar 43,02 persen, sehingga ekspor Kalsel terkoreksi sebesar 48,30 persen,” kata Birhasani

BANJARMASIN, KP – Ekspor Kalimantan Selatan mengalami penurunan atau anjlok pada bulan Januari 2022 dibanding Desember 2021.

Baca Koran

Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani mengungkapkan ekspor Kalsel turun 48,30 persen, yang nilainya ratusan juta Dolar AS.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalsel, nilai permintaan ekspor Kalsel mencapai 870,99 juta US Dolar pada Desember 2021. Artinya penurunan nilai ekspor yang terjadi pada Januari 2022 sebesar 48,30 persen senilai 374 juta US Dolar.

Birhasani mengungkapkan, penurunan ekspor tersebut disebabkan adanya larangan ekspor batubara oleh pemerintah pusat pada awal Januari 2022 lalu. Dikatakannya, ekspor batubara Kalsel merupakan sektor yang paling mempengaruhi capaian ekspor.

“Penurunan terjadi sangat signifikan pada komoditas batubara sebesar 51,73 persen, disusul Kelapa Sawit atau CPO sebesar 43,02 persen, sehingga ekspor Kalsel terkoreksi sebesar 48,30 persen,” kata Birhasani, belum lama tadi.

Hal ini karena realisasi ekspor bulan Januari 2022 Rp446.269.632 dibanding dengan Desember 2021 Rp836.150.050, sehingga terkoreksi turun Rp416.880.427 atau turun 48,30 persen.

Selanjutnya, Birhasani menyebutkan untuk komoditi ekspor bulan lalu, seperti kayu dan hasil perikanan nilai dan volumenya tidak terlalu besar sehingga tidak berpengaruh signifikan.

“Terjadinya penurunan yang cukup besar tersebut sebenarnya sudah kita perkirakan. Ini disebabkan adanya kebijakan Pemerintah Pusat di bulan Januari lalu yang melarang ekspor batubara ke luar negeri, sementara batubara adalah komoditi unggulan ekspor Kalsel,” sebutnya.

Selain batubara, komoditi unggulan Kalsel lainnya adalah hasil perkebunan, yaitu kelapa sawit, yang juga terjadi penurunan.

Baca Juga :  OJK : Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil

Hal ini dikarenakan masih belum kondusifnya produk minyak goreng di dalam negeri, dimana sejak akhir Januari pemerintah menata ulang kebijakan perdagangan luar negeri untuk CPO.

“Lalu didorong dengan berkurangnya ekspor sawit, ini juga berpengaruh. Karena ada kebijakan pusat yang mengendalikan ekspor CPO ke luar negeri, sehingga ekspor kita juga terjadi penurunan,” jelasnya.

Turunnya ekspor Kalsel tersebut, lanjutnya, sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Mengingat ekspor batubara dan sawit merupakan primadona pemasukan daerah.

Meski begitu, Dinas Perdagangan Kalsel optimis pada bulan Februari 2022 nilai ekspor akan kembali naik, seiring dengan dicabutnya larangan ekspor batubara sejak pertengahan Januari lalu.

Tidak hanya di sektor batubara, ada juga peningkatan pada produk kayu, rotan dan perikanan yang turut mendorong meningkatnya ekspor Kalsel di bulan Februari. (Opq/K-1)

Iklan
Iklan