BANJARMASIN, KP – Permintaan beras lokal meningkat tajam memasuki perayaan bulan keagamaan bulan Maulid Nabi ditahun 2018.
Menurut penuturan beberapa pedagang beras sejumlah pasar tradisional Banjarmasin namun hingga saat ini harganya masih sangat stabil dijual dari jenis beras lokal Usang, Unus Siam hingga beras ganal yang paling termurah.
H Sani penjual beras dikawasan Teluk Dalam kepada kemaren Minggu (25/11) menjelaskan, memasuki bulan keagamaan Maulid ini penjualan beras lokal mengalami kenaikan setiap harinya baik dari ibu rumah tangga serta pengurus masjid yang akan menggelar Maulid Nabi.
Penjualan beras lokal seperti jenis Usang dan Unus Mutiara dan Siam paling dicari warga banua meskipun harganya paling tinggi dibanding beras lainnya dijual Rp12500,- sampai Rp13,000,- per liternya namun beras ini tetap dibeli warga meskipun mahal dibanding jenis lainnya.
Bertahan dan stabilnya harga beras lokal hingga saat ini karena didukung oleh pasokan yang cukup berlimpah dari sentra penghasil seperti Kabupaten Banjar, Batola Anjir baik itu beras jenis Pandak asal Barabai, Unus asal Gambut dan Siam, Unus Mayang hingga beras Ganal yang harganya paling terjangkau yakni hanya Rp8000 dan Rp9000 saja.
“ Kami berharap sebagai pedagang harga beras bertahan lama hingga memasuki bulan Ramadhan tahun nanti karena pedagang akan diuntungkan bila harga beras stabil penjualan akan meningkat seperti sekarang ini,” jelasnya.
Dalam sehari menjual 2 hingga 3 karung sangat mudah dengan harga beras lokal stabil seperti ini karena didukung pasokan yang cukup,” tambah Rozali penjual beras Muara kelayan lainnya.
“Biasanya pembeli yang datang ketempat kami ini mengambil dengan karungan atau puluhan liter karena ditempat kami semua jenis beras lokal lengkap tersedia,’’katanya.
Ditambahkannya, bertahannya harga beras lokal ini secara bertahap dari beras kualitas bagus Unus Mayang hingga beras Ganal yang dibeli kalangan menengah kebawah.
“ Saya prediksi Puncak harga beras lokal akan terdongkrak naik saat memasuki bulan Ramadhan tahun nanti karena dipastikan sejumlah distributor besar tidak akan mendapat pasokan beras yang memadai sehingga harganya akan melambung naik mengikuti harga sembako lainnya,” tegasnya.
Memang seperti tahun yang lalu ketika harga beras melambung beras akan dipasok dari Jakarta dan Thailand dan pihak Bulog biasanya akan menggelar operasi pasar (OP) disejumlah titik kantong-kantong pasar tradisional, namun informasi yang dapat dari Bulog Kalsel stok beras aman digudangnya untuk beras lokalan.
Dikatakan, Fadli penjual beras di kawasan Muara Kelayan menuturkan, sampai akhir bulan Nopember 2018 ini harga beras fremium masih stabil tidak ada gejolak harga naik dalam beberapa minggu ini karena saat ini sedang memasuki masa tanam dibeberapa sentra penghasil beras.
Adapun beras yang masuk dikawasan Muara Kelayan seperti dari Anjir Barito Kuala yang sedang berakhir panen beberapa waktu yang lalu, Tabung Anen hingga Aluh-Aluh Kabupaten Banjar.
H Utuh penjual beras di Pasar Lama mengatakan, dalam beberapa pekan ini harga beras banjar termasuk yang tidak mengalami kenaikan harga jual sedangkan harga beras Jawa dijual sangat stabil hanya Rp10,000,- per liternya dalam sehari bisa terjual hingga 10 karung kecil lebih dibulan-bulan ini.
Untuk beras Jawa ini biasanya rumah makan siap saji yang banyak membelinya karena tidak semua konsumen menyukai beras lokal karena dianggap terlalu keras jika dibanding dengan beras Jawa yang terlihat lebih lembek ketika sudah masak dan peminatnya biasanya banyak orang Jawa perantauan sendiri. (hif/K-7)