Marabahan, KP – Taman Wisata Alam (TMA) Pulau Bakut yang berada di bawah Jembatan Barito Kabupaten Barito Kuala (Batola) resmi menjadi kawasan wisata untuk umum. Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS melakukan Soft Launching, Rabu (7/11).
Peresmian yang ditandai pengguntingan untaian melati sebagai tanda digunakannya titian mangrove sepanjang 630 meter dilanjutkan peninjauan dan penanaman pohon menandai kawasan Sanctuary (perlindungan) Bekantan ini menjadi alternatif tempat refresing sekaligus wisata edukasi.
“Saya sangat mengapresiasi upaya BKSDA yang telah bekerja keras dalam rangka meningkatkan objek wisata Pulau Bakut ini untuk menjadi tujuan wisata menarik sekaligus tempat edukasi masyarakat, khususnya bagi para pelajar,” kata Bupati Batola Hj Noormiliyani AS.
Untuk itu, mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel tersebut menyatakan, akan memberikan dukungan akses jalan termasuk sarana transportasi dan tempat berjualan yang melibatkan masyarakat, khususnya warga Desa Marabahan Baru dan Beringin.
“Kami berharap tempat wisata ini bukan saja bermanfaat bagi pengunjung namun juga berguna bagi masyarakat sekitar dalam meningkatkan perekonomian mereka,” katanya.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalsel, Mahrus Aryadi mengatakan, lokasi Pulau Bakut yang merupakan hunian bagi Bekantan (Nasalis Larvatus) dengan memiliki luas 15,8 hektar ini letaknya sangat setrategis selain dekat dengan pusat kota, murah dan pengunjung bisa belajar.
Saat ini, katanya kawasan wisata Pulau Bakut ini telah dilengkapi sejumlah sarana dengan pembiayaan BKSDA Kalsel dan PT Adaro Indonesia dengan dukungan biaya sekitar Rp1,6 miliar. Sedangkan fasilitas yang tersedia berupa loket karcis, mushalla, titian sepanjang 630 meter, menara pandang dan WC.
“Ke depan rencananya juga akan dilengkapi daya tariknya seperti area kerajinan, kuliner, termasuk mendatangkan komunitas pegiat binatang untuk bisa ditampilkan di lokasi wisata pada hari-hari tertentu,” katanya.
Terkait besaran pungutan yang diberlakukan, menurut Mahrus, bagi pihaknya hanya menerapkan Rp 5 ribu, sedangkan bagi masyarakat sekitar akan dibuatkan Perdesnya yang menyesuaikan,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel, Dahnial Kifli menyatakan, sangat menyambut baik upaya dan terobosan yang dilakukan BKSDA. Sementara bagi Batola yang merupakan bagian dari Provinsi Kalsel sudah tentu bagi provinsi akan memberikan perhatian, memberdayakan masyarakat sekitar objek wisata, termasuk memperhatikan segala hal-hal yang dibutuhkan.
Namun demikian, terhadap pungutan yang diberlakukan, Kadis Pariwisata Provinsi Kalsel mengharapkan, dilakukan pengaturan sedemikian rupa agar jangan sampai terjadi over leaving (dobel pungutan).
Dahnial menyatakan, selaku Dinas Pariwisata Provinsi pihaknya tentunya akan memperkenalkan keberadaan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Barito Kuala yang memang memiliki potensi luar biasa baik sungai maupun alam yang sudah diperkanalkan ke beberapa diplomat pada peringatan HPS beberapa waktu lalu.
Langkah yang dilakukan Batola ini, sebut Kadis Pariwisata Provinsi Kalsel itu, seiring dengan yang dipersiapkan Provinsi Kalsel sebagai tahun kunjungan wisata (Welcome Visit South Borneo).
Bahkan, Dahnial merencanakan, akan menjadikan wisata Pulau Bakut ini sebagai bagian dari paket wisata dengan bekerjasama dengan sejumlah travel.
Kades Marabahan Baru, Aliansyah mengatakan, merasa bersyukur atas difungsinya Wisata Alam Pulau Bakut sebagai tempat rekreasi untuk umum. Ia berharap keberadaan wisata nantinya benar-benar membawa manfaat bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan melalui keterlibatan warga dalam pengelolaannya.
Kades Marabahan Baru itu merencanakan bersama Desa Beringin akan membeli transportasi air klotok yang bisa dipergunakan sebagai sarana penyeberangan menuju lokasi objek wisata. Sedangkan keuntungannya bisa dipergunakan bagi masyarakat. (ang/K-6)