Iklan
Iklan
Iklan
BANUA KITATapin

Bupati Hadiri Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana

×

Bupati Hadiri Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana

Sebarkan artikel ini
BUPATI TAPIN - HM Arifin Arpan dan Kepala BPBD kabupaten Tapin Ir. H. Nordin dan jajaran saat menghadiri Peringatan bulan pengurangan risiko bencana di Bangka Belitung. (KP/Ist)

Rantau, KP – Bupati Tapin Drs. HM. Arifin Arpan, MM hadiri peringatan bulan pengurangan risiko bencana di Bangka Belitung belum lama tadi.

DiPeringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) ini merupakan sarana untuk memperkuat pemahaman pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat terhadap aktivitas PRB sebagai bagian dari investasi untuk ketangguhan.

Android

Peringatan bulan pengurangan risiko benvcana ini juga dihadiri oleh kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Doni Monardo.

Tema yang diangkat pada Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Tahun 2019 adalah “Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Ekosistem dan Investasi”.

Berkaitan dengan peringatan bulan PRB Nasional tanggal 11-13 Oktober 2019 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut Bupati Tapin HM Arifin Arpan dan hadir bersama Kalak BPBD Tapin Ir H. Nordin, akan merencanakan lahan bekas kebakaran di Tapin bisa benar-benar dimanfaakan menjadi lahan produktif untuk sektor pertanian atau lainnya.

“Kita ingin lahan-lahan bekas Karhutla bisa benar-benar kita manfaatkan menjadi lahan produktif,” Ungkap bupati Tapin HM. Arifin Arpan.

Menurut Bupati Tapin lagi Pihaknya kedepan akan berkoordinasi dengan SKPD terkait di Kabupaten Tapin, apa saja tanaman yang cocok untuk ditanam dilahan bekas kebakaran yang kebanyakan lahan gambut, misalnya tanaman Umbi-umbian, Sagu, dan tanaman lainnya.

“Tentunya terlebih dahulu kita akan lakukan pengkajian pada lahan bekar terbakar, cocoknya apa dan apakah masyarakat disana bisa kita berdayagunakan,” ungkapnya.

Dijelaskannya lagi bahwa di Tapin sendiri sudah lama membudidayakan lahan yang sebelumnya langganan menjadi kawasan rawan Karhutla, seperti cabai Hiyung di Desa Hiyung, dan Jeruk Manis Margasari di Kecamatan CLS dan CLU.

“Tentu dengan adanya lahan yang awalnya terlantar menjadi lahan produktif, sehingga bisa mengguggah masyarakat agar lebih sadar akan dampak Karhutla atau tidak lagi membuka lahannya dengan cara di baker,” pungkas Bupati Tapin. (rel/K-6)

Iklan
Iklan