BANJARMASIN, KP – Setelah sempat mengalami anomali harga yang bergelombang tinggi beberapa bulan yang lalu, harga cabai di sejumlah pasar tradisional mulai mengalami penurunan harga, dari sebelumnya mencapai Rp100 ribu turun menjadi Rp60 ribu dan normal kembali untuk semua jenis cabai rawit.
Dari penjelasan sejumlah pedagang Pasar Lama dan Pasar Ksatrian Veteran, Selasa (27/8) siang, turunnya harga cabai lokal dan asal Pulau Jawa, karena pasokan mulai lancarnya, mengingat sentra penghasil cabai mulai panen raya, termasuk produksi cabai lokal dari Banua Enam.
H Sani, salah satu penjual sayuran Pasar Ksatrian veteran mengatakan, saat ini pasokan cabai sangat stabil dan berlimpah dari Pulau Jawa, seperti cabai Tiung, Taji, Kriting hingga cabai Merah, sehingga harganya turun, sedangkan harga cabai dari Banua Enam juga ikut turun.
Normalnya pasokan saat ini, juga karena cuaca yang bersahabat, sehingga produksinya bagus, terutama hasil panen di beberapa sentra penghasil di Surabaya dan Jawa Tengah.
Dikatakan Sani, naiknya harga cabai beberapa bulan yang lalu cukup merugikan pedagang, karena pembeli mengeluhkan kenaikan harga cabai dan penjualan menurun dari biasa 15 kilogram untuk cabai rawit dan 20 kilogra untuk cabai ukuran besar, turun hingga 40 persen lebih setiap hari.
Dijelaskan, sebelumnya ibu rumah tangga membeli hanya secukupnya Rp2.000 hingga Rp3.000, sedangkan penjual makanan siap saji hanya membeli 1 kilogram hingga 1/2 kilogram saja, karena sambalnya dicampur cabai kemasan botolan, supaya bisa menghemat. “Kalau harganya normal, mereka biasa membeli hingga 2 kilogram, seperti pedagang masakan Padang,’’ tambahnya.
Ditambahkan Nunui, pedagang cabai asal Teluk Dalam, pasokan cabai rawit kecil dan tiung di Kota Banjarmasin ini biasanya dipasok dari Barabai kini mengalami panen bagus.
Sedangkan harga cabai Tiung dijual hanya Rp40 ribu perkilogra, senelumnya Rp55 ribu, sedangkan jenis Taji dijual Rp35 ribu sebelumnya Rp45 ribu. Hal yang sama penurunan terjadi pada cabai Merah Kriting dijual Rp20 ribu dan cabai Hijau dijual Rp20 ribuan per kilogram, yang biasa dijual di atas Rp25 ribuan. “Ini biasa paling banyak dibeli penjual makanan Padang,’’ ujar Nunui.
Meskipun harga cabai turun, namun daya beli belum ada peningkatan khususnya dari ibu rumah tangga, karena mereka banyak mengetahui jika harga cabai sudah mulai turun.
Sani penjual cabai Pasar Teluk Dalam lainnya mengungkapkan, permintaan bumbu dapur belum cukup bagus dengan harga yang stabil seperti ini seperti harga harga cabai Tiung dijual Rp40 ribu per kilogram, cabai Taji Rp35 ribu, cabai Kriting merah Rp20 ribu, dan cabai Hijau menjadi Rp15 ribu per kilogram dan Rawit menjadi Rp60 ribuan.
Meskipun pasokan mulai bagus namun pihaknya tidak berani membeli banyak untuk stok terlalu banyak karena dengan musim anomali seperti ini cabai-cabaian tidak bisa awet dan bisa cepat lebih busuk.
“Kita akui permintaaan bumbu dapur bawang merah dan cabai rawit lokal sangat tinggi setiap harinya, apalagi ketika memasuki bulan keagamaan seperti lebaran maka akan semakin banyak penjual makanan siap saji, namun saat ini permintaan masih lesu,’’ jelasnya.
Sinta penjualan makanan dikawasan Kayu Tangi Sari Patin mengungkapkan, ia sangat terbantu dengan bumbu dapur turun harga cabai-cabaian stabil seperti ini karena setiap hari ia memerlukan sekitar 2 kilo lebih cabai rawit untuk sambel makan pelanggannya belum lagi cabai ukuran besar. (hif/K-1)