Banjarmasin, KP – Walikota Banjarmasin ditantang Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemendikbud RI, Najamuddin Ramly untuk melakukan penggalian budaya mengenai jalur rempah yang ada di Banjarmasin.
“Kalau Pemko Banjarmasin tidak bisa menemukan bukti fisik atas warisan budaya ini maka yang dicari adalah bukti budayanya, sebab akan sulit untuk mencari bukti konkrityang berumur ratusan tahun,” katanya.
Menurut Najamuddin Ramly, bukti budaya yang dimaksud yakni seperti tarian, bahasa, makanan, pakaian serta adat istiadat yang berkaitan dengan budaya bahari kota Banjarmasin.
“Jadi cukup bukti budaya kalau belum bisa mencari bukti otentik atau bukti fisik dari warisan budaya,” pungkasnya.
Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur S.Pd M.Hum menerangkan kota yang dikenal dengan sebutan seribu sungai dan kota dengan bandar dagang terbesar di era abad 17 dan 18 itu dahulunya segala aktivitas masuk dan keluarnya barang lokal maupun dari luar Pulau Kalimantan didatangkan menggunakan kapal.
“Kapal kapal ini melewati jalur rempah di Banjarmasin, penjualan lada utamanya mendominasi di kota ini,” bebernya.
Lanjutnya, Sebut saja Pelabuhan Martapura Lama, salah satu titik tempat singgah kapal untuk melakukan bongkar muat barang di Banjarmasin kala itu.
“Baru-baru ini Pemerintah Kota Banjarmasin melakukan observasi di sekitar pelabuhan tersebut dan menemukan koin logam dengan logo VOC,” kata Ibnu Sina selaku walikota Banjarmasin.
Pihaknya mengaku sudah menerjunkan tim agar melakukan penggalian informasi mengenai pelabuhan tersebut.
“Kita sudah melakukan kerjasama dengan tim cagar budaya untuk menggali bukti fisik dan informasi tentang pelabuhan lama ini,” ujarnya.
Penemuan bukti tersebut menandakan bahwa Kalimantan selatan salah satunya Banjarmasin merupakan portal penting dalam distribusi rempah pada era kolonial, khususnya rempah jenis lada.
Selain itu ia menambahkan telah melakukan pencarian data dan imformasi mengenai tugu perang banjar yang hilang akibat peperangan pada tahun 1935, serta menggali informasi dan bukti kongkrit tentang Keraton Kesultanan Banjar yang pertama yang terletak di Muara Kuin, dan keraton kedua di Sungai Mesa. (Zai/KPO-2)