BANJARBARU, KP – Masalah kabut asap di Kalimantan Selatan (Kalsel) dibahas para pakar, Kamis (31/10).
Semua atas kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yang menggelar Seminar Nasional “Sustainable Strategic For Disaster Management in Wetland Area”, bertempat di Auditorium ULM Banjarbaru.
Pada kesempatan tersebut, hadir para ahli sebagai narasumber, yakni Prof Dr Husaini SKM MKes dari ULM yang menyampaikan materi tentang “Profil Permasalahan Kabut Asap di Kalsel untuk Wilayah Lingkungan Lahan Basah”, kemudian Dr dr Syamsul Arifin MPd DLP dari Universitas Palangkaraya tentang “Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Upaya Tanggap Bencana di Wilayah Lingkungan Lahan Basah”.
Kemudian dr Bella Dona MKes dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM tentang “Mitigasi Bencana Kabut Asap di Wilayah Lingkungan Lahan Basah”.
Lalu Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahruddin SE menyampaikan materi tentang “Kalsel menjadi Daerah Tangguh Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan”.
Sedangkan Prof Dr drg Andi Zulkifli MKes dari Universitas Hasanuddin tentang “Surveilans dan Dampak dari Bencana Kabut Asap di Wilayah Lingkungan Lahan Basah” serta Ir Raden Driejana MSCE PhD dari ITB tentang “Pemantauan dan Penangulangan Pencemaran Udara di wilayah Lahan Basah”.
Sedangkan Pembantu Rektor (PR) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM Muhammad Fauzi kepada {[KP]} usai pembukaan mengatakan, kegiatan ini jadi rangkaian Dies Natalis Fakultas Kedokteraan ULM ke 29.
Menurutnya kegiatan ini sangat strategis, karena ada bencana yang setiap tahun terjadi berulang-ulang di Kalsel, yakni kabut asap.
“Kabut asap ini sangat mengganggu, terutama pada kesehatan masyarakat, jadi digelarnya seminar ini cukup bagus karena juga terkait visi misi ULM, yaitu menjadi universitas terkemuka dan bedaya saing di bidang lingkungan lahan basah,” tandasnya.
Ia berharap lewat seminar ini mampu menjawab tantangan tersebut, bagaimana agar penanggulangan bencana kabut asap yang setiap tahun berulang di Kalsel, tertanggulangi melalui kebijakan-kebijakan yang disarankan dari hasil seminar tersebut.
“Nanti ada konklusinya, ada kesimpulan-kesimpulan dihasilkan yang bisa diimpelementasikan para pengambil kebijakan di daerah ini,” katanya.
Sementara salah satu narasumber Bella Dona dari UGM mengatakan, fenomena kabut asap memang menjadi masalah di beberapa provinsi, tidak terkecuali Kalsel. Menurutnya, pemerintah di daerah bersama stakeholder yang lain harus bekerja sama dalam penanganannya.
“Tidak bisa sendiri-sendiri, harus sama-sama, apalagi menyangkut kesehatan masyarakat yang penting untuk diatasi,” tandasnya.
Salah satunya solusi yang dia rekomendasikan adalah pembuatan ”Rumah Aman”.
Ini bisa dibuat disetiap rumah, tapi mengingat biayanya mahal, tidak semua warga mampu membuatnya, mungkin hanya rumah-rumah tertentu saja yang dibuat untuk tempat evakuasi.
“Daripada lokasi evakuasinya jauh, mending di rumah tetangga yang berstatus Rumah Aman tersebut jadi tempat berlindung sementara yang aman dari kabut dan udara kotor, jadi saling membantu antar warga,” ujarnya.
Menurutnya, mengatasi bencana harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
“Kita tidak bisa bergantung pada pemerintah semata, masyarakat pun dituntut mandiri,” ujarnya. (wan/K-2)