BANJARMASIN, KP – Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kota Banjarmasin menargetkan pada tahun 2022, setiap keluarahan di Banjarmasin memiliki Kampung Bermain.
Sebelumnya Formi Banjarmasin telah resmi membuka Kampung Bemain Flamboyan yang terletak di Kelurahan Basirih pada Sabtu, (7/12/2019).
“Kita punya target setiap tahun ada 5 kelurahan yang sudah memiliki kampung bermain, dan rencananya pada tahun 2022 sudah merata di 52 kelurahan yang ada di Banjarmasin,” urai Wakil Ketua Formi Banjarmasin, Soesanto Eko Wardoyo.
Di akhir tahun ini, selanjutnya pihaknya akan kembali meresmikan dua kampung bermain. “Kampung bermain Flamboyan merupakan peresmian keempat, selanjutnya Kita akan meresmikan kampung bermain Yudisthira dan Sugiono Satu,” jelasnya.
Dengan telah diresmikannya Kampung Bermain Flamboyan diharapkan dapat menumbuhkan kegemaran akan olahraga sekaligus mengembangkan budaya lokal banua.
“Anak muda sekarang tidak lepas dari yang namanya gadget, asyik dengan dirinya sendiri sehingga rasa kebersamaan interaksi langsung dengan temannya menjadi kurang, dengan adanya Kampung bermain ini dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan,” hatur Kasi Organisasi Kepemudaan Dan Kepramukaan Dispora Kota B.masin, Rizayamani.
Pihaknya pun kedepan berharap Banjarmasin dapat lebih dikenal dengan kampung bermain sebagai salah satu wahana objek wisatanya. “Alhamdulillah di Banjarmasin sudah ada 7 Kampung Bermain, dan ini akan terus ditingkatkan ke seluruh kelurahan,” Ucapnya.
Sementara itu, Lurah Basirih Syamsuri mengucapkan terimakasihnya kepada Formi juga Dispora yang memfasilitasi adaya kampung bermain tersebut. Dirinya mengapresiasi sesuai yang disampaikan pihak Formi Anak-anak perlu meluangkan waktunya untuk bermain. “Dalam satu hari minimal satu jam mereka meluangkan waktu untuk bermain, “jelasnya.
Terdapat beberapa permainan di Kampung bermain Flamboyan yang mengangkat kearifan lokal seperti Balogo, Engrang dan Bakuntaw yang termasuk dalam olahraga rekreasi.
Peresmian juga dimeriahkan Lomba Senam Jadul yang diikuti ibu-ibu setempat, dengan tim penilai wasit juri nasional, Yenny Luntungan, bunda Lastri dan beberapa juri local. (rel/nfr/k-9)