Palangka Raya,KP – Wakil Guberbur Kalteng melalui Asisten II Sekda Nurul Edy meminta kepada Pemerintah Daerah baik Kabupaten maupun Kota memfokuskan penanganan stunting, dan memvalidasi angka kemiskinan.
Pasalnya dua masalah tersebut di Kalteng masih tergolong tinggi, paparnya saat menutup kegiatan Rapat Kooordinasi Penanganan Kemiskinan, di Aula Bappeda, Kamis (5/12). Disebutkan jumlah orang miskin di Kalteng mencapai 23.000 orang lebih.
Dan stunting terbanyak terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas dan Barito Timur serta beberapa Kabupaten lainnya.
Dikemukakan kemiskinan masih banyak terdapat dipedesaan, untuk itu ia minta didata bagaimana sebenarnya, apakah disebabkan mereka malas atau miskin secara struktural.
Untuk pengentasanya perlu kerjasama lintas sektoral, tak mungkin hanya dilakukan oleh satu Dinas saja, imbuhnya.
Kepala Desa misalnya buat Peraturan Desan agar semua warga bisa bekerja. Malam hari misalnya wajib manjawet, dan hasilnya ditampung Badan Usaha Desa.
Disarankan masing-masing desa bisa membuat klaster, seperti satu kelompok tani atau Desa produk unggulanya seperti cabe atau tomat. Bumdes dan supermaket bisa beli dari petani sebagai penampung, terang.
Dengan demikian, warga desa akan memiliki pendapatan yang jelas dan kemiskinan bisa terentaskan, tambahnya lagi.
Pihaknya juga mengapresiasi paparan Pemerintah Kabupaten Katingan dalam menyediakan anggaran pengentasan kemiskinan pada tahun 2020 mencapai Rp 146 milyar melalui berbagai sektor. (drt/k-8)