Oleh : H. Ahdiat Gazali Rahman
Pengamat Lingkungan
Jika memperhatikan banjir yang menimpa negeri kita dewasa kita perlu bertanya apakah itu hanya factor alam ? sebab alam beberpa daerah yang tertimpa bencana sudah tertata rapi, baik, apalagi dalam komplek elit, tentu sebelum dibangun perumahan telah memperhatikan dampak lingkungan yang akan terjadi, alam yang mendapat musibahpun bukan alam sembanrangan tapi sebuah kawasan yang cukup menjajnjikan untuk tempat tinggal dan usaha, berbeda jika kewasan yang mendapatkan bancir itu adalah kawasan yang sebelumnya hutan, tapi kemudian oleh tangan manusia di jadikan lawan lain, sehingga untuk meresapkan air yang selama jadi andalam secara alami, berkurang bahkan mungkin hilang, sehingga dengan gundulnya hutan, akan menyebabkan kawasan disekitar hutan akan menjadi bancir disebabkan kurang bahkan tidak berfungsinya hutan, namun yang terjadi saat ini adalah kawasan yang sangat tertata rapi, juah dari hutan selalu diperhatikan, sehingga kita dapat menarik kesimpulan sementera factor bukan yang dominan dalam banjir di dekat
ibukota saat ini. Hal ini sesuai pendapat walikota Bekasi Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi tentang, bencana banjir parah melanda Bekasi pada Rabu pagi, 1 Januari 2020 lalu sampai Jumat dini hari, 3 Januari 2020. Mengatakanbanjir kali ini terparah sepanjang sejarah. “Dalam sejarahnya Bekasi belum pernah seperti ini, banjir merata hamper diseluruh kabupaten”.
Menurut Beliau ada dua penyebab banjir di Bekasi. Pertama karena curah hujan yang tinggi. Dampaknya banjir di permukiman warga di luar bantaran Kali Bekasi. Kondisinya merata, hampir tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan, kedua disebabkan meluapnya Kali Bekasi karena kiriman air dari Bogor melalui Kali Cikeas dan Cileungsi.
Beliau menyerahkan penyebab banjir ini karena faktor lain bukan, karena hujan dan luapan kali itu porsi lain yang tak dapat hanya diurus oleh manusia, tapi ada kekuatan lain yang Allah SWT, hujan angin, kencang panas, adalah kekuasan Allah yang mengatur, tentu kita hanya dapat melihat dengan kasat mata, sesuai penafsiran kali ini mari mencoba menafsirkan dengan bahasa Agama khususnya Agama Islam, kenapa agama Islam, karena mayoritas negeri ini dihuni oleh pemeluk Islam, yang sudah selayaknya dijadikan sebuah rujukan, menurut agama Islam setiap kejadian apapun dalam dunia dan menimpa manusia, hanya bersandar pada tiga kategori : 1. Sebagai teguran Allah pada Hambanya, agar kembali ke jalan yang benar; 2. Sebagai ujian kepada Manusia, sehingga dapat memilah mana manusia baik dan mana manusia jahat; 3. Sebagai Azab karena manusia banyak berbuat salah.
Indonesia Saat Ini
Setelah kita setelah 74 tahun Merdeka, dibawah zaman pemerintah dari zaman Revolusi, Orde Lama, Orde baru, Reformasi hingga zaman sebagian orang menafsirkan zaman kerja-kerja, namun rasanya belum juga mendekati apa yang telah dimimpikan oleh pendiri bangsa ini, bahkan golongan pendiri bangsa ini yang sangat banyak berjasa memerdekakan bangsa ini oleh rezim, ini seolah-olah akan dipinggirkan dengan berbagai dalih, apakah para penguasa saat ini lupa kemerdekaan bangsa ini, telah banyak mengorbankan orang muslim di Nusantara saat itu, pengorbanan itu bukan hanya materi seperti rakyat Aceh berkoban Materi untuk membeli Pesawat yang akan digunakan pendiri bangsa ini untuk berpergian, pengorbanan suku lain yang sudah berbentuk kerajaan maju perekonomiannya, untuk bergabung dengan Indonesia demi kemajuan bersama, dan banyak pemuda yang rela berkorban demi untuk merebut dan mempertahanka kemerdekaan itu, namun sekarang hal itu, dicoba ditata ulang, seolah yang berkorban adalah orang yang selalu menghalangi negara ini
untuk maju, apa yang didapat suku Aceh, janji yang diberikan oleh pendiri Negara menjadikan Daerah khusus hanya, sebuah janji manis yang berujudannya sangat sukar, sampai sekarang rakyat belum menikmati apa yang telah dijanjikan, mungkin tak berbeda jauh daerah lain, merasakan hal yang sama. Kekayaan yang dimiliki daerah dan dikuasi oleh Negara seakan tak semua dapat dinikmati oleh bangsa ini, dia lebih banyak dikuasi oleh segelinter orang tertantu, yang jika kita lihat dari kecamatan perjuangan kemerdekaan mereka bukan yang berjasa dalam perjuang itu, sehingga “kejadian banjir” yang terjadi saat ini bukan teguran karena telah lama terjadi, penguasa bergonta ganti namun rakyat belum maksimal merasakan hasil kemerdekaan itu, janji Negara yang dituangkan dalam Pancasila, dan UUD 1945 terkadang tak sejalan dalam pelaksananya. Pelaksanaanya hanya demi kepentingan tertantu, golongan tertantu.
Bencana Merupakan Azab Menurut Alguran
Menurut Ulama Kondan yang telah meninggal Dunia Ustad Arifin Ilham, sebuah Negara akan ditimpakan Azab apabila sesuatu Negara itu melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Banyak maksiat; 2. Banyak perbuatan zhalim;
- Akibat perbuatan/kelakuan tangan Manusia yang tak bertanggung jawab; 4. Penguasa melakukan kezholiman; 5. Orang shalih diam/ cuek terhadap kemaksiatan dan kemungkaran.
Maksiat dilakukan dinegara ini sudah tidak bisa dihitung dengan cari, bermacam profesi pernah melakukan maksiat, bahkan kemaksiatan terkadang dilindungan orang tertantu, kelompok tertentu, sehingga kemaksiatan dianggap sebagai hal biasa. Perbuatan penzhaliman terjadi dimana-mana di jalan raya, yang seharusnya tertib karena diatur oleh teknogi,namun disana banyak penzhaliman, seharusnya mereka yang mendapat hak jalan harus berhenti karena diserobotkan orang yang bukan haknya, demikian juga dalam kehidpan lain, banyak tejadi kezholiman yang dilakukan, karena perbuatan manusia sendiri sebagian manusia lupa bahwa dalam kehidupan ini ada hak orang lain, ada hak makhluk hidup lain, yang di lingkungan mereka tinggal, sehingga untuk menikmati kehidupan seorang manusia harus memperhatikan makhluk lain, agar tidak mengganggu habitat makhluk lain. Penguasa yang diberikan amanah bukan lagi untuk melaksanakan amanah. Tapi mencoba mengatur agar amanah ini agar bisa lebih bermakna bagi dirinya, keluarga, kelompok.
Semua warga Negara ini memahami bahwa apa yang mereka saat ini, akan membawa dampak kehidupan di kemudian, jika pekerjaan sesuai tuntunan agama, sejalan dengan tujuan Negara, sesuai adat istiadat yang berlaku dalam wilayah Negara ini, kita pasti merasakan kedamaian jauh dari malapetaka, apakah banjir dan bencana lainnya, karena warga yang taat pada agaman pasti akan kenikmatan hidup dari yang kuasa.