Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Gizi dan Kualitas Pustakawan

×

Gizi dan Kualitas Pustakawan

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nor Hasanah, S.Ag, M.I.Kom
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin

Seperti diketahui bersama bahwa Hari Gizi Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 Januari yang di tahun 2020 ini mengusung tema “Gizi Optimal untuk Generasi Milenial”. Peringatan HGN ini penting karena sebagai bentuk upaya mengkampanyekan kesadaran gizi di tengah masyakarat.

Baca Koran

Masalah gizi merupakan masalah pokok yang mendasari seluruh kehidupan dan pembangunan bangsa.Masalah ini adalah masalah yang harus selalu mendapat perhatian ekstra dari pemerintah dan kita semua tentunya sebagai warga negara. Akar permasalahan pangan dan gizi sebenarnya adalah kemiskinan, ketidaktahuan, ketidak pedulian (ignorance), distribusi bahan pangan yang buruk, dan KKN.

Salah satu indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index. Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2019 Indonesia memiliki peringkat kualitas hidup ke-111 dari 189 negara menurut laporan Indeks Pembangunan Manusia 2019 yang dikeluarkan PBB. Rendahnya IPM ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia.

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas termasuk seorang Pustakawan yag bekerja di perpustakaan yaitu SDM yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan dan pembangunan nasional. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental.

Baca Juga :  ARTI WAKTU

Gizi adalah suatu proses yang terjadi pada makhluk hidup, untuk mengambil dan menggunakan zat yang ada dalam makanan dan minuman guna mempertahankan hidup, pertumbuhan, berproduksi dan untuk menghasilkan energi. Susunan pangan dalam makanan yang seimbang adalah susunan bahan pangan yang dapat menyediakan zat gizi penting dalam jumlah cukup yang diperlukan tubuh tenaga, pemeliharaan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi. Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagai tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa diatara zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut zat gizi esensial, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan yang normal, jadi zat esensial yang disediakan untuk tubuh yang dihasilkan dalam pangan, umumnya dalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh dan harus disediakan dari unsur-unsur pangan diataranya adalah asam amino esensial semua zat esensial diperlukan untuk kesehatan yang baik. Kualitas pangan dan gizi seperti yang dijelaskan dalam Alquran : “Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; aka
n tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. (QS. Al- Baqarah : 57)

Gizi Penentu Daya Saing Bangsa.

Berdasarkan pemeringkatan bertajuk IMD World Competitiveness Ranking 2019 disebutkan bahwa tingkat daya saing Indonesia tercatat naik 11 poin ke peringkat 32 dunia pada tahun 2019. Dalam laporan yang diluncurkan pada Selasa (28/5/2019) di Lausanne, Swiss tersebut, daya saing Indonesia tampak naik signifikan pada tahun ini dibandingkan pada tahun lalu. Tahun 2018, daya saing Indonesia tercatat pada posisi 43 dunia. IMD menyatakan, Indonesia adalah negara dengan kenaikan daya saing paling pesat di kawasan Asia. Ini terjadi berkat peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan dan perbaikan infrastruktur serta kemudahan berusaha.

Baca Juga :  Tagar #KaburAjaDulu: Antara Kekecewaan Generasi dan Kesenjangan Ekonomi Dunia

Peringkat Indonesia tidak buruk, bahkan Indonesia dinilai sebagai salah satu negara dengan prestasi terbaik. Tentu saja prestasi ini harus dipertahankan bahkan terus ditingkatkan, diantaranya dengan melakukan upaya perbaikan kualitas pangan dan gizi masyarakat.Jika tingkat konsumsi makanan seimbang dan bergizi baik maka akan meningkatkan status kesehatan yang merupakan salah satu indikator penting bersama pendidikan dalam menentukan daya saing bangsa. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas.

Apabila masalah ini tidak diatasi maka dalam jangka menengah dan panjang akan terjadi kehilangan generasi(generation lost) yang dapat mengganggu kelangsungan berbagai kepentingan bangsa dan negara. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan SDM termasuk Pustakawan yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mentalyang kuat, kesehatan yang prima, serta tangkas dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah dan kualitas asupan pangan yang dikonsumsi.

Investasi gizi berperan penting untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan dan kurang gizi sebagai upaya peningkatan kualitas SDM yang unggul untuk Indonesia maju.

Iklan
Iklan