Banjarmasin, KP – Seratus hari bertugas sebagai wakil rakyat, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Banjarmasin Ir Sukhrowardi kepada wartawan, bicara secara lugas ke publik untuk melakukan perubahan untuk memberikan sumbangsih, kepada masyarakat yang telah memberikan amanahnya.
Menurutnya, sebanyak 45 anggota DPRD Kota Banjarmasin yang resmi dilantik, pada 9 September 2019 silam, sebagai salah satu legislator yang menjadi sorotan publik tersebut, tentunya harus menguras pikiran dan tenaga, meskipun yang hadir sebagai ‘anak bawang’ di gedung rakyat itu, tentunya mereka tetap melemparkan kritik dan menyoroti persoalan urban.
Pasca 100 hari bekerja saya bertugas sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Banjarmasin, ujarnya menghendak ada perubahan secara internal, sehingga anggota dewan tidak disebut lagi datang, duduk, diam (3D).
Diungkapkannya, awal karirnya duduk di DPRD Kota Banjarmasin, sebenarnya tidak berjalan mulus dan penuh tantangan bahwa dirinya merasa dijegal sesama anggota dewan, namun dirinya tak patah arang, meskipun dihalangi tetap kukuh, dengan komitmennya mewarnai parlemen dan terobosan.
Sebagai latar belakang seorang aktivis, dirinya berjuang semenjak orde baru, sewaktu jadi mahasiswa, setelah reformasi seyogyanya mengisi demokrasi, harus diwarnai dengan kritik dan itu merupakan tugasnya wakil rakyat.
Sudah barang tentu keberhasilan nanti, merupakan bagian dari sejarah hidup bagi saya untuk memberikan sumbangsih ke masyarakat yang telah diberikan amanah kepadanya,” tegasnya.
Legislator Golkar ini mengungkapkan, terobosan awal dalam tugasnya adalah, diantaranya tentang disiplin dan mengefektifkan waktu sidang, agar legislator dan SKPD Banjarmasin dan terjun langsung, melihat persoalan di lapangan bersama kolega di Komisi III DPRD Kota Banjarmasin.
Dirinya diamanahkan menjadi anggota Komisi III yang membidangi infrastuktur, tentunya yang menjadi sorotannya, adalah pembangunan Jembatan Sulawesi yang terhalang rumah toko (ruko), banyaknya bangunan yang tidak berijin dan persoalan Perjanjian kerjasama (PKS) Taman Edukasi di samping Duta Mall.
“Saya mengingatkan pengalaman masa lampaum,pemerintah kota kerap dirugikan oleh perjanjian dengan pihak ketiga, hal disebabkan lemahnya aspek perjanjian dengan pihak ketiga, hal ini menjadi atensi saya selama diamanahkan menjadi wakil rakyat,” ungkapnya.
Kolega satu Partai Anang Rosadi Adenansi menambahkan, sebagai sahabat tentunya dirinya mewanti-wanti, agar Sukhrowardi tidak panas di awal karir politiknya saja, namun lembek di tengah di akhir masa jabatan nantinya.
Dirinya pun menceritakan pengalaman pribadinya, selama duduk di DPRD Kalsel yang dikucilkan sesama anggota legislatif, namun dirinya menyebut itu, menjadi pengalamannya bisa menjadi pelajaran dalam menjalankan amanah rakyat. (hif/k-5)