Kotabaru, KP – Masnur, warga Desa Tegalrejo, kecamatan Kelumpang hilir, memanfaatkan limbah kayu Ulin dan kelapa menjadi sumber pencarian rezeki tambahan, dengan mengolahnya menjadi perabotan rumah tangga.
“Pengolahan limbah kayu Ulin menjadi perabotan rumah, Baru dua bulan kami tekuni. Namun pengolahan limbah batang kelapa sudah berlangsung satu tahun”, ujar Masnur 15/1, saat dikunjungi oleh Bupati Kotabaru, H. Sayed Jafar Alaydrus.
Disampaikan oleh Masnur, bahwa mengerjakan pengolahan limbah kayu Ulin dan pohon kelapa, ia dibantu oleh seorang tenaga ahli, yang bisa mengoperasikan peralatan, mesin, plus delapan orang pembantu (pekerja non skill – red).
“Alhamdulilah, hasil kerajinan limbah kayu ulin ini yang menjadi perabot makan sudah dipasarkan keluar Kalimantan dan mulai dikenal orang,” ungkapnya.
“Selain itu”, tambahnya, “untuk kerajinan limbah kayu kelapa yang dibikin cobek, (ulekan sambal), sudah tersebar di pasaran 13 Kabupaten/kota se Kalimanta Selatan, yang per bulannya sekitar 3000 set lebih. Sedangkan limbah kayu ulin yang dibikin perabot makan dan hiasan dalam rumah, sudah masuk pasaran luar Kalimantan, seperti Surabaya, Jakarta, dan Bali.
Rencananya akan kami patenkan kerajinan ini, sebagai milik Kabupaten Kotabaru, untuk mengangkat daerah Kabupaten dan provinsi agar lebih dikenal lagi,” ujarnya.
Sementara Bupati kabupaten Kotabaru, H. Sayed Jafar Alaydrus, di sertai beberapa kepala SKPD yang datang mengunjungi tempat kerajinan pengolahan limbah kayu Ulin dan limbah pohon kelapa milik Masnur menyatakan mendukung usaha tersebut dan mendorongnya agar dapat dijadikan produksi kerajinan khas Kotabaru.
“Ya, nanti kita akan kembangkan usaha kerajinan ini dan promosikan melalui instansi terkait agar bisa jadi khas kerajinan Kotabaru. Usaha kerajinan limbah kayu dari Desa Tegalrejo ini kalau nantinya berkembang dan menjadi besar, tentunya akan merekrut pekerja lokal yang akan meningkatkan perekonomian warga setempat”, Ujar Bupati.
Kreativitas dan inovasi seperti yang dilakukan oleh Masnur, diharapkan pemerintah dapat ditularkan kepada warga warga lainnya, demi pengembangan dan peningkatan kesejahteraan mereka sendiri, paling tidak pada lingkup kesejahteraan keluarganya. (and/K-6)
