Banjarmasin, KP – Sekretaris Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Aliansyah meminta agar Pemko konsisten terus memprogramkan normalisasi sungai karena masih banyak sungai khususnya di daerah pinggiran yang belum tersentuh.
“Itu jika Pemko sungguh-sungguh ingin merealisasikan program untuk menormalisasi seluruh sungai di Banjarmasin yang kini masih banyak dalam kondisi memprihatinkan,’’ kata Aliansyah kepada {KP} Rabu (15/1) kemarin.
Menurut penilaian Aliansyah, normalisasi dan pembenahan sungai selama ini lebih banyak hanya terfokus pada Sungai Martapura melalui pembangunan siring. Seperti Siring Tendean dan Siring Sudirman.
Sementara, lanjutnya, program normalisasi sungai di kawasan pinggiran hingga sekarang banyak yang belum tersentuh. Meski menurut angota dewan dari F-PKS ini mengakui, untuk merealisasikan program itu dibutuhkan penyediaan anggaran yang cukup besar. Belum lagi adanya kendala yang seringkali dihadapi di lapangan.
Seperti, lanjutnya, untuk mengerjakan proyek pembangunan siring sungai yang lokasinya dirasakan cukup berat, lantaran berada di sepanjang belakang rumah warga, sehingga tidak jarang kontraktor kesulitan untuk mengangkut material.
Aliansyah juga mengakui, di tengah banyaknya kondisi sungai yang kini sangat memprihatinkan tentunya apa yang telah diprogramkan Pemko melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang bukanlah hal mudah untuk direalisasikan.
Mengingat, kata melanjutkan, hampir seluruh sungai di kota berjuluk ‘seribu sungai’ ini sudah terlanjur berdiri banyak bangunan seperti halnya rumah tempat tinggal. Sehingga menyadari hal demikian, tentunya upaya untuk membenahi dan melakukan normalisasi sungai sangatlah dibutuhkan dana yang sangat besar.
“Belum lagi ketersediaan dana untuk keperluan menertibkan dan membebaskan rumah warga yang berada di tepian sungai. Seperti ketika Pemko Banjarmasin melaksanakan normalisasi sungai di sepanjang Jalan Veteran dan pembangunan siring di sepanjang Jalan Kapten Piere Tendean, tepian Sungai Martapura,’’ ujarnya.
Lebih jauh Aliansyah memperkirakan, untuk mengembalikan fungsi sungai di kota ini paling tidak membutuhkan penyediaaan anggaran sekitar Rp1,5 triliun.
Dipaparkan anggota komisi membidangi masalah pembangunan dan lingkungan ini, dari seluruh sungai yang ada di Kota Banjarmasin hingga kini baru sekitar 10 persen yang sudah dilakukan normalisasi, baik melalui pengerukan maupun melalui pembangunan siring.
“Dari jumlah itu artinya Pemko Banjarmasin hanya mampu melaksanakan program normalisasi sungai satu persen setiap tahunnya,’’ kata Aliansyah.
Menurutnya, berdasarkan perhitungan di kota Banjarmasin terdapat sekitar 150 sungai dengan panjang keseluruhan 228 kilometer. Dari seluruh panjang sungai ini menurut perhitungan baru sekitar 15 kilometer yang sudah dilakukan normalisasi. (nid/K-5)