Berdasarkan jadwal seharusnya akhir Desember atau awal Januari paling lambat, pupuk bersubsidi sudah didistribusikan ke wilayah masing-masing, namun hingga memasuki minggu ketiga bulan Pebruari 2020 ini, masih tidak ada kejelasan kapan pupuk bersubsidi itu akan didistribusikan.
BANJARMASIN, KP – Masyarakat Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang sebagian besar mengandalkan pertanian sebagai mata pencarian utama, saat ini dibuat resah karena tidak adanya pupuk bersubsidi sudah hampir sebulan lebih ini.
Hal itu terungkap dari kegiatan reses anggota DPRD Kalsel, H.Karli Hanafi Kalianda di lima desa berbeda yang termasuk dalam kecamatan Tabukan dan Kecamatan Barambai, Kabupaten Batola, Rabu (19/2) sampai Jumat (21/2).
“Dari lima desa berbeda yang saya datangi untuk kegiatan reses ini, keluhan yang sama adalah soal kelangkaan pupuk bersubsidi,’’ ungkap Karli, Minggu (23/2) usai melakukan reses di lima desa berbeda, dalam Kecamatan Tabukan dan Kecamatan Barambai, Kabupaten Batola.
Dikatakan, berdasarkan jadwal seharusnya akhir Desember atau awal Januari paling lambat, pupuk bersubsidi sudah didistribusikan ke wilayah masing-masing, namun hingga memasuki minggu ketiga bulan Pebruari 2020 ini, masih tidak ada kejelasan kapan pupuk bersubsidi itu akan didistribusikan.
Menyikapi permasalahan ini, Karli yang berasal dari Partai Golkar, daerah pemilihan Kabupaten Batola ini berjanji akan membawa kelangkaan pupuk ini kepada instansi yang berwenang serta komisi terkait di DPRD Kalsel.
“Saya akan minta untuk menyelidiki dimana tersendatnya mata rantai penyaluran pupuk bersubsidi ini,” ujarnya.
Selain masalah pupuk, Karli yang saat ini tergabung dalam Komisi III DPRD Provinsi Kalsel ini juga mendapat masukan tentang tidak berfungsinya Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) maupun Koperasi Unit Desa (KUD). “Petani sekarang ini jalan sendiri-sendiri, karena Gapoktan maupun KUD di lima desa yang saya kunjungi itu sudah tidak berfungsi lagi,” ungkapnya.
Karli Hanafi yang saat ini juga dipercaya menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar, juga mendapat masukan terkait minimnya penerangan jalan di lima desa tersebut.
“Bahkan yang sangat ironis, ada satu RT, yaitu RT 6 di Desa Pantang Raya, Kecamatan Tabukan yang sama sekali belum tersentuh listrik. Itu berarti program Listrik Masuk Desa dari pemerintah belum sepenuhnya berhasil,” tambah Karli.
Hampir di semua titik yang didatanginya, Karli selalu mengusulkan agar masyarakat setempat tidak melulu tergantung dari pertanian saja.
“Masih banyak bidang usaha lain, seperti perikanan, pertenakan, budi daya tanaman selain padi, serta kegiatan home industry, yang bisa dilakukan untuk menunjang perekonomian yang sudah ada saat ini,” ujarnya.
Masalah infrastruktur jalan dan jembatan juga perlu perhatian, karena kondisinya yang sudah rusak dan belum ada perbaikan.
“Yang cukup mengembirakan adalah masalah keamanan dan ketertiban yang cukup terkendali serta masalah kesehatan yang juga sudah tertangani dengan baik hingga ke pelosok-pelosok.’’bebernya.
Lima titik dari lima desa yang dikunjungi Karli Hanafi untuk kegiatan reses adalah Desa Tabukan Raya, Kecamatan Tabukan, Desa Pantang Raya, Kecamatan Tabukan, Desa Sungai Kali, Kecamatan Barambai, Desa Pendalaman, Kecamatan Barambai dan Desa Bagagap, Kecamatan Barambai, Kabupaten Batola. (lia/K-1)