Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Valentine’s Day, Budaya Maksiat Berkedok Cinta

×

Valentine’s Day, Budaya Maksiat Berkedok Cinta

Sebarkan artikel ini

Oleh : Baiq Lidia Astuti S.Pd
Pemerhati Masalah Perempuan dan Anak

Februari belum berlalu, bulan ini di maknai sebagai bulan perayaan cinta para remaja. kita menyaksikan banyak media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar acara-acara pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal, yaitu Valentine’s Day atau biasanya disebut Hari Kasih Sayang. Biasanya pada 14 Februari mereka saling mengucapkan “Selamat Hari Valentine”, berkirim kartu dan bunga, coklat ,dan kado kado unik lainnya,saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta.

Baca Koran

Meski nasihat-nasihat, imbauan-imbauan para ulama, ustadz-ustadzah tentang Valentine selalu didengungkan tiap bulan Pebruari, tapi ternyata masih banyak orang tua para remaja yang masih berpemahaman salah tentang Valentine’s Day.

Valentine hanya dianggap sebagai budaya remaja modern saja. Padahal ada bahaya besar di balik Valentine yang siap menerkam para remaja. Ini yang tidak disadari para orang tua.

Para remaja yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau banyak ustad-ustazah memperingatkan nilai-nilai akidah Kristen yang dikandung dalam peringatan tersebut, namun hal itu tidak terlalu dipusingkan mereka. “Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja…,” begitu kata mereka.

Sangat disayangkan banyak ABG khususnya teman-teman kita, para remaja muslim yang terkena penyakit ikut-ikutan dan mengekor budaya Barat atau budaya ritual agama lain akibat pengaruh TV dan media massa lainnya. Termasuk dalam hal ini perayaan Hari Valentine, yang pada dasarnya adalah mengenang kembali pendeta St Valentine. Belakangan, virus Valentine tidak hanya menyerang remaja bahkan orang tua pun turut larut dalam perayaan yang bersumber dari budaya Barat ini.

Baca Juga :  Mercusuar dari Palestina yang Terlupakan

Jelas sekali bahwa dari sejarahnya saja sudah sangat kentara bahwa perayaan ini bukan milik kita, umat Islam. Apalagi bila kita jeli tentang perkembangan perayaan hari Valentine yang semakin tahun semakin mengokohkan saja yang namanya gaul bebas itu. Pesta seks digelar. Miras? Jangan ditanya. Intinya, perayaan Valentine adalah perayaan kemaksiatan yang dibungkus modernitas. Padahal sekali maksiat tetep saja maksiat judul dan isinya. Maka, remaja muslim yang cerdas pastilah tidak mungkin ikut-ikutan perayaan semacam ini.

Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Sejatinya, perayaan Valentine bukan hanya perayaan cinta biasa,tapi ini adalah salah satu dari sekian banyak cara barat untuk menghancurkan generasi muslim, karena mereka faham betul bahwa kebangkitan Islam tergantung kepada kualitas remaja muslimnya. Dan tentu saja ini akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan peradaban barat.

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam? Mari kita renungkan firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (Surah Al-Isra : 36).

Dan sungguh, dalam sistem sekuler saat ini begitu sulit menjaga pergaulan remaja Muslim, karena itu dengan penerapan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan termasuk pergaulan,niscaya remaja Muslim akan terjaga akidahnya, terjaga pergaulannya, dan di arahkan menjadi generasi yang akan membangkitkan Islam. Insyaallah.

Iklan
Iklan