Fazri salah seorang pedagang beras Pasar Lama menyebutkan, pasokan yang berlimpah disejumlah sentra penghasil berdampak pada harga beras lokal tetap stabil, seperti jenis unus, usang hingga mutiara.
BANJARMASIN, KP – Kepala Bulog Divre Kalsel, Arif Mandu menjelaskan, kondisi stok beras banua hingga jelang bulan suci Ramadhan aman dan pihaknya sudah mengantifasi jauh-jauh hari karena permintaan beras akan meningkat.
Kondisi stok beras tersebar digudang-gudang Dolog dibanua ini tersedia ada sekitar 17 ribu ton dan ini cukup hingga lima bulan kedepannya.
“Stok beras kita ada beberapa macam beras Thailand, Vietnam, jenis Chiherang dan jemis Pandak cukup banyak peminatnya,” sebutnya kepada wartawn, Senin (8/3).
“ Kita siapkan ada beberapa jenis beras impor dan banyak juga tersedia jenis beras lokal untuk Chiherang kateristiknya mirip dengan beras Jawa serta pulen,” tambahnya.
Pihaknya juga terus berkordinasi dengan pihak instansi terkait lainnya atau para distributor besar untuk mengamankan pasokan jelang bulan Ramadhan nanti, bahkan pihaknya siap melakukan operasi pasar murah untuk masyarakat jika harga beras mulai bergerak naik.
Hingga saat ini pihaknya selalu berkordinasi dengan Dinas Perdagangan Kalsel atau dinas terkait lainnya juga distributor sembako untuk menggelar pasar murah yang selalu digelar setiap tahun.
Selain dengan Dinas Perdagangan pihaknya juga selalu berkordinasi dengan pihak Dolog Pusat agar sembako disuplay tepat waktu agar bisa memenuhi kebutuhan warga jelang bulan Ramadhan tahun 2020 ini.
“Sembako yang kami minta penuhi selain beras, gula, minyak goreng hingga daging beku murah selain disalurkan ke pasar-pasar murah juga disalurkan ke Rumah Pangan Kita (RPK) yang jumlah cukup banyak saat ini,” pungkasnya,
Fazri salah seorang pedagang beras Pasar Lama menyebutkan, pasokan yang berlimpah disejumlah sentra penghasil berdampak pada harga beras lokal tetap stabil, seperti jenis unus, usang hingga mutiara.
“Permintaan beras lokal meningkat tajam bulan-bulan ini, karena hingga saat ini harganya mulai turun,’’jelas H Fazri kepada wartawan.
Penjualan beras lokal seperti jenis Usang dan Unus Mutiara dan Siam seperti unus Rp9000 dulunya Rp10.000 perliternya, mayang Rp10.000 sebelumnya Rp12.000 serta mutiara Rp11.000 dari Rp12.000 per liternya.
Bertahan dan turunnya harga beras lokal hingga saat ini karena didukung oleh pasokan yang cukup berlimpah dari sentra.
“ Kami berharap sebagai pedagang harga beras bertahan normal hingga jelang Ramadhan nanti karena pedagang akan diuntungkan bila harga beras stabil penjualan akan meningkat seperti bulan keagamaan sekarang ini,” jelasnya.
“Dalam sehari bisa menjual 2 hingga 3 karung sangat mudah dengan harga beras lokal stabil seperti ini karena didukung pasokan yang cukup,” tambah Rozali penjual beras Muara kelayan lainnya.
“Pasokan beras yang kami dapat dari Aluh-Aluh dan Anjir Batola sehingga berapapun yang kami minta selalu diantar baik menggunakan mobil truk atau naik angkutan sungai jukung tiung karena tahun ini hampir tidak ada yang gagal panen,” jelas kakek 1 cucu ini. (hif/K-1)