Palangka Raya, KP – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) minta masyarakat tidak panik terkait masuknya virus corona di tanah air, yang diumumkan Presiden dua hari lalu.
Permintaan itu disampaikan Staf Ahli Gubernur Yuas Elko, didampingi Yudo Herlambang dari Bank Indonesia (BI), dalam siaran pers bulanan TPID Kalteng, Selasa (3/3).
“Tak perlu melakukan aksi borong kebutuhan pokok,” tambah Yuas Elko.
Dijelaskan pihaknya akan terus memantau pergerakan harga barang terkait virus corona dan menjelang bulan ramadhan agar aman dan terkendali. Saat stok berbagai bahan pokok tersedia cukup.
Hanya gula yang sedikit mengalami kekosongan, hingga harganya tingkat eceran telah mencapai Rp 15.900 perkg. Namun tingkat pabrik telah selesai penggilingan.
Persoalannya kini memasuki lelang gula, namun belum terlaksana, karena harga terlalu tinggi dan opsi lain akan diupayakan import.
Menyoal inflasi bulan pebuari diakui berada pada kisaran 0,59 persen dinilai masih terkendali, di Kalimantan berada di nomor dua tertinggi setelah Kalbar, dan masih dibawah inflasi nasional yang mencapai 2,98 persen.
Penyebab inflasi di Kalteng, khususnya harga ayam ras yang naik, karena adanya acara haul guru sakumpul di Martapura, yang banyak memerlukan ayam, sehingga suplay ke Kalteng kurang.
Ikan gabus juga jadi andil inflasi, karena selama ini hanya andalkan tangkapan agak susah didapat, dan budidayanya belum berhasil.
Yang juga ikut pengaruhi inflasu karena cuaca hujab, bawang putih seharga Rp 45.500 stabil tinggii
Prospek ke depan administrated cukai rokok naik otomatis, di Bulog ada 6.000 ton beras medium, cukup 7 bulan, daging kerbau 23,2 ton. (drt/k-10)