Informasi yang beredar, kapal itu sempat ditolak sandar di Pelabuhan Semayang, Samarinda Kalimantan Timur, namun di Banjarmasin kapal itu malah diperbolehkan masuk
BANJARMASIN, KP – Kapal pesiar berbendera Australia sandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin pada Sabtu, (14/3/2020). Kapal ini mengangkat para wisatawan sebanyak 50 orang, dan 36 anak buah kapal (ABK).
Informasi sempat beredar, bahwa kapal itu sempat ditolak sandar di Pelabuhan Semayang, Samarinda Kalimantan Timur. Namun, di Banjarmasin kapal itu malah diperbolehkan masuk.
Kabar itu pun sempat menjadi kontroversial, lantaran saat ini Indonesia juga sedang darurat wabah virus Corona (Covid -19). Bahakan, Presiden Joko Widodo meminta setiap daerah untuk memperketat pengawasan.
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina pun memastikan bahwa kapal itu merupakan kapal asing terkahir yang sandar di Pelabuhan Trisakti.
“Kami ingin pastian, setalah ini tidak ada dlagi kapal pesiar sandar di Banjarmasin sampai kondisi darurat ini dicabut pemerintah pusat,” tegas Ibnu di kediaman, Minggu (15/3/2020).
Ia juga ingin memastikan bahwa sejak kemarin, Pelindo III dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk tak lagi memberi izin kapal luar untuk masuk sementara waktu.
“Sejak hari ini kami ingin pastikan dengan Pelindo, dengan KSOP, untuk tak lagi memberikan izin kapal dari luar, apalagi kapal pesiar yang ingin berwisata, atau sekedar mampir di Banjarmasin,” tegasnya lagi.
Lantas dengan pernyataan ini apakah Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin kecolongan dengan membiarkan kapal itu sandar? Ibnu pun meyakini bahwa kapal itu mengakut penumpang yang bebas dari suspect corona.
Sebab, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas II Banjarmasin, semua penumpang dan ABK kapal pesiar itu dinyatakan sehat.
“Ada pemeriksaan, dan sebelumnya ada informasi dari Makassar semua dalam keadaan sehat,” kata Ibnu.
Ia pun mempertanyakan terkait adanya kabar bahwa kapal itu sebelumnya sempat ditolak oleh pemerintah Samarinda. Dari informasi yang ia dapat, bahwa kapal itu sebelumnya tak ada jadwal untuk singgah ke sana.
“Dalam rute mereka tak ada tujuan ke Samarinda. Jadi saya mempertanyakan juga dari mana istilah Samarinda menolak itu. Atau kapal yang lain mungkin?,” tanyanya.
Ibnu membeberkan, bahwa kapal itu berangkat dari Kota Darwin, Australia pada 27 Februari lalu dengan tujuan Makassar. Di Makassar kapal itu sempat sandar hampir 10 hari. Dan oleh Pemerintah Daerah Makassar para penumpang di kapal itu juga dinyatakan sehat.
Hal inilah yang menjadi dasar kapal itu diperbolehkan sandar di Trisakti, karena selain setelah dinyatakan sehat dari KKP mereka juga dinyatakan sehat oleh Pemerintah Daerah Makassar.”Bahwa Kondisi mereka sehat, dan 14 hari sudah di perairan Indonesia,” katanya.
Selain itu, para penumpang hanya dipersilakan turun sampai dermaga saja dan tak diperkenankan keluar. “Mereka sadar bahwa berwisata di waktu yang tak tepat. Tetapi kita juga menerapkan standar untuk antisipasi,” jelas Ibnu.
Kendati demikian, para penumpang itu sempat berwisata ke Pasar Terapung Lok Baintan Kabupaten Banjar. Namun, Ibnu memastikan mereka tak ada mampir di Banjarmasin. “Tadi subuh, mereka menuju Lok Baintan, tak mamipir di Siring hanya lewat saja,” imbuhnya.
Setalah berwisata, kapal pesiar itu pun berangkat meninggalkan Banjarmasin untuk menuju Bali. “Rencana ke Kumai (Kalimantan Tengah) dibatalkan. Mereka langsung ke Baki dan naik pesawat pulang. Rencana perjalanan yang tersisa setenah bulan dibatalkan,” jelasnya.
Ibnu pun berharap, bahwa kedatangan wisatawan aising tersebut tak memberikan dampak buruk. “Dan mohon doanya tak ada terjadi hal2 yang tak diinginkan karena kita juga sudah menerwpkan standar kesehanan,” pungkas Ibnu. (sah/K-5)