Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Darurat Corona Butuh Solusi Efektif

×

Darurat Corona Butuh Solusi Efektif

Sebarkan artikel ini

Oleh : Maria Ulpah, S.Pd
Guru di Banjarmasin

Saat ini Indonesia darurat virus Corona atau Covid-19. Setiap hari bukannya semakin berkurang, pasien corona malah semakin betambah. Penetapan status darurat haruslah bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Covid-19 merupakan wabah yang sangat menakutkan dan butuh perhatian lebih dari pemerintah. Namun, walaupun sudah menyatakan status darurat corona hingga hari ini belum ada penanganan tepat yang dilakukan oleh pemerintah. Setidaknya terdapat 4.241 kasus positif virus Corona (Covid-19) yang tersebar di 34 provinsi Indonesia hingga Minggu (12/4/2020), yang terbanyak di DKI Jakarta dengan 2.044 kasus. Sementara itu, total ada 1.786.769 kasus COVID-19 di 210 negara seluruh dunia. https://tirto.id/eMJS

Baca Koran

Pemerintah sudah seharusnya bertindak cepat melihat korban yang terus berjatuhan.Harus ada langkah konkrit yang dapat menghentikan penyebaran virus ini. Negara-negara lain sudah banyak yang mengambil kebijakan lockdown. Sejumlah pihak di dalam negeri pun lantas menyarankan kepada pemerintah untuk mengambil langkah serupa. Namun nampaknya saran ini hanya dianggap angin lalu. Karena hingga saat ini, belum ada rencana untuk melakukan lockdown.

Saat ini pemerintah lebih memilih fokus dalam penanganan warganya yang sudah positif Covid-19. Sementara, bila harus melakukan lockdown, artinya pintu keluar dan masuk Indonesia baik dari bandara internasional maupun pelabuhan, harus ditutup tanpa pengecualian. Seperti yang dilakukan beberapa negara lainnya seperti China, Italia, Korea Selatan, Iran, dan Jerman. Sedangkan Indonesia sampai saat ini masih bertahan pada kebijakan untuk memperketat dan menutup kunjungan asal negara yang sudah terpapar. (Viva.news/13/03/2020).

Mengapa Indonesia tidak mau menerapkan lockdown? Apakah ketika lockdown pemerintah harus mengeluarkan biaya yang sangat besar? Dan berapa kerugian yang akan timbul akibat lockdown? Ya, mungkin pertanyaan inilah yangmuncul dibenak penguasa bermental kapitalis. Pertimbangan hidup-mati rakyat menjadi terkalahkan dengan perhitungan untung-rugi. Sistem kapitalis melahirkan pemimpin yang berkarakter dealer (pedagang), bukan berkarakter leader (pemimpin). Karena itu penerapan lockdown hanya sebagai himbauan, bukan sebagai peraturan (kewajiban).

Baca Juga :  Ekologi Emosional, Ketika Merawat Bumi Sama dengan Merawat Diri Sendiri

Sebenarnya krisis dan pandemi pernah terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia, termasuk di era kejayaan Islam. Namun, semua berhasil dilalui oleh kaum Muslim. Dalam kondisi krisis, umat berdiri bersama negara, bahu membahu untuk menghadapinya bersama.

Islam memandang negara dan pemerintah adalah pihak yang paling bertanggung jawab melakukan tindakan pencegahan bahaya apa pun termasuk wabah virus mematikan 2019-nCoV yang melanda umat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “(Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia, adalah (laksana) penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya”. (HR Al- Bukhari).

Negara pun wajib melarang warga negara yang terbukti menjadi tempat wabah untuk masuk maupun keluar ke daerah lain. Rasulullah SAW bertutur melalui lisannya yang mulia, “Jika kalian mendengar suatu negeri dilanda wabah, maka jangan kalian memasukinya. Jika wabah itu terjadi di negeri yang kalian berada di dalamnya, maka jangan kalian keluar darinya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Inilah cara Islam yang sekarang dinamakan Lockdown. Negara pun harus tegas dalam mengawal “penutupan” kantor-kantor usaha yang tidak bergerak di bidang pokok kebutuhan ummat. Misal, rumah sakit dan distributor farmasi tetap buka, karena dibutuhkan dalam menunjang kesehatan masyarakat.

Negara harus terdepan dalam riset dan teknologi tentang kuman-kuman penyebab wabah, alat kedokteran, dan obat-obatan. Mandiri dan tidak bergantung ke negara lain. Ketika terjadi wabah virus corona ataupun tidak. Juga melakukan langkah praktis produktif untuk peningkatan daya tahan tubuh masyarakat. Dengan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok individu dan publik yang semua itu penting bagi terwujudnya sistem imun yang tangguh.

Termasuk menyediakan fasilitas kesehatan terbaik dengan jumlah yang memadai dan mudah diakses kapan pun, dimanapun, oleh siapa pun. Pun kelengkapan alat kedokteran dan obat-obatan terbaik yang efektif bagi penanganan masyarakat yang dicurigai dan atau terinfeksi wabah, termasuk 2019-nCoV. Pelayanan kesehatan berkualitas ini diberikan secara cuma-cuma.

Iklan
Iklan