Iklan
Iklan
Iklan
Banjarmasin

Pengantaran Barang Harapan Terakhir Ojol

×

Pengantaran Barang Harapan Terakhir Ojol

Sebarkan artikel ini
ONJOL PASRAH- Menjelang pemberlakukan PSBB para onjol tampak pasrah dan mereka berharap jasanya dipakai untuk pengantaran barang. (KP/Bani)

Banjarmasin, KP – Taufiqurrahman tak begitu kaget mendengar kabar bahwa ojek online (Ojol) dilarang membawa penumpang saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Banjarmasin diberlakukan.

Ia rupanya sudah begitu pasrah dengan keadaan. Sejak pandemi Covid – 19 atau virus corona melanda, penghasilan dari ngojek online menurun drastis. Orderan menurun hingga 60 – 70 persen.

Android

Sebelumnya pandemi terjadi ia bisa menarik penumpang hingga sepuluh orang. Itu sebelum sekolah diliburkan, dan pegawai atau karyawan diminta untuk kerja di rumah. Sekarang, bisa dapat orderan banyak hanya angan-angan dan harapan.

“Kalau sekarang dapat empat saja sudah untung,” ungkapnya yang sudah jadi Ojol hampir tiga tahun terakhir ini, Kamis (23/04/2020).

Alhasil penghasilannya pun merosot. Ia mengaku, sebelum pandemi bisa mengantongi hingga Rp 250 ribu sehari itu pun kalau sedang apes-apesnya. Sedang sekarang hanya sekitar Rp 100 ribu. “Itupun susahnya minta ampun,” keluhnya.

Ia mengaku sudah mendengar kabar bahwa Ojol tak diperbolehkan narik penumpang saat PSBB diberlakukan. Taufiq tak begitu kaget mendengarnya. Pasalnya, sebelum adanya pelarangan, tarikan penumpang sudah menurun drastis.

Saat ini harapan terakhir para Ojol untuk mendapat penghasilan hanya di angkutan barang. Sedang mengantar orang untuk sementara dikubur dalam-dalam.

“Nggak PSBB saja orderan penumpang sudah turun drastis. Sekarang yang diharapkan hanya mengantar makanan atau barang,” katanya.

Disisi lain ada sesuatu yang mengganjal. Yaitu soal kebijakan perusahaan. Ia menyayangkan larangan mengangkut orang ini tak disertai kebijakan dari perusahaan yang menon aktifkan fitur tersebut.

Taufik menghendaki agar fitur angkutan orang seyogyanya di nonaktifkan selama PSBB diberlakukan. Pasalnya, jika fitur yang ada di aplikasi itu tetap jalan tentu sangat merugikan Ojol sendiri.

Ia menjelaskan, mereka tentunya akan rugi jika sampai menolak orderan. Sebab itu akan berpengaruh dengan pion yang selama ini menjadi keuntungan Ojol.

“Fitur itu di aplikasi customer itu masih ada. Soalnya kami bingung mau menolaknya jika ada orderan. kalau kami tolak maka poin kami malah berkurang,” jelasnya.

Ia pun meminta kepada perusahaan Ojol untuk membuat kebijakan terkait penonaktifan fitur pengantaran orang tersebut. Agar kerugian yang mereka dapatkan tak semakin besar.

“Maunya itu fitur itu selama PSBB dihapus dulu, setidaknya dinonaktifkan,” pungkasnya. (sah/K-3)

Iklan
Iklan