Marabahan, Kp- Gubernur Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel), H Sahbirin Noor kembali menggelar Video Conference (Vicon) bersama seluruh bupati/walikota, Kamis (02/04/2020). Diselenggarakannya vicon untuk mengetahui penyebaran Virus Corona (Covid-19) di Kalsel yang semakin meningkat.
Bahkan hingga Kamis (02/04/2020) jumlah pasien positif Covid-19 di Kalsel menjadi 8 orang, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) 70 orang, dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) 1.305 orang.
Di kesempatan Vicon ini, Wakil Bupati Barito Kuala (Wabup Batola) H Rahmadian Noor melaporkan kepada Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor tentang berbagai permasalahan dalam penanganan Covid-19.
Menurut wabup, seiring perpanjangan status tanggap darurat Covid-19 di Kalsel maka Pemkab Batola juga melakukan beberapa penyesuaian di antaranya memperpanjang masa belajar dari rumah bagi pelajar sejak 9 – 23 April 2020. Karena sebelumnya Batola memberlakukan belajar di rumah bagi pelajar sejak 26 Maret – 8 April 2020.
Pelajar di Batola juga akan libur memasuki bulan Ramadhan sejak tanggal 23 April – 1 Juni 2020. Sehubungan dengan itu maka praktis libur pelajar berlanjut hingga lebaran. Perpanjangan penerapan Work for Home (WfH) bagi para PNS juga akan menyesuaikan.
Menyangkut antisipasi penyebaran virus corona, wabup yang akrap disapa pak Rahmadi itu menerangkan, beberapa arahan dari provinsi sudah dilaksanakan.
Saat ini Pemkab Batola melalui Surat Edaran Bupati telah meminta masyarakat meningkatkan pengawasan mulai tingkat kecamatan, kelurahan, desa hingga RT terutama menyangkut keluar masuknya orang.
Rahmadi menyebut, ODP di Batola berjumlah 66 orang. Mereka sebagian besar akibat melakukan perjalanan ke luar daerah namun telah menjalani karantina 14 hari dan tinggal beberapa hari akan berakhir.
Mantan anggota DPRD Batola itu mengutarakan, permasalahan yang juga menjadi perhatian Batola saat ini terkait kategori Orang Tanpa Gejala (OTP). Orang yang berkategori ini berdasarkan pantauan, sebutnya, cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan. Namun mereka telah dilakukan pendataan oleh polsek, koramil, puskesmas serta sudah diberi pemahaman untuk melakukan karantina mandiri.
Untuk penanganan penyebaran Covid-19, papar Rahmadi, pihaknya telah membuat SOP dimana jika ada masyarakat mengalami indikasi maka yang bersangkutan diminta menelepon petugas puskesmas di kecamatan masing-masing.
Nantinya petugas akan melakukan screening dan jika indikasi terjadi gejala maka yang bersangkutan dilakukan penjemputan untuk ditransitkan di rumah sakit dan jika dalam pemeriksaan positif maka akan dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin.
Di hadapan gubernur, Rahmadi juga membeberkan kekhawatiran masyarakat Batola akan seringnya ABK tongkang batubara yang berbelanja perbekalan di pasar-pasar wilayah Batola.
Mereka khawatir akan membawa penularan. Lebih-lebih para ABK itu tidak diketahui asal usulnya dan tidak menutup kemungkinan sering melakukan pelayaran ke luar dan berinteraksi dengan masyarakat luar. Sehubungan itu diharapkan keterlibatan dari Provinsi Kalsel dalam mengatasi masalah ABK ini.
“Batola sendiri telah mengirimkan surat resmi kepada Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Kelas 1 Banjarmasin terkait permasalahan ABK ini,” paparnya.
Khusus masalah pengawasan perbatasan, Rahmadi mengatakan, wilayah Batola terdapat 6 titik yang menjadi jalur perlintasan masyarakat antara Kalteng dan Kalsel. Enam titik itu seperti perbatasan Anjir Pasar – Kapuas, dua penyeberangan penghubung Kecamatan Tabukan – Kapuas, Kecamatan Tamban, Kecamatan Mekarsari, Kecamatan Tabunganen, dan Kecamatan Kuripan.
“Dari enam titik itu kita melakukan peningkatan pengawasan di Anjir Pasar karena arus perlintasan di wilayah itu sangat padat dan merupakan jalan provinsi,” ucapnya.
Untuk penjagaan di perbatasan Anjir Pasar – Kapuas, Rahmadi mengharapkan, perhatian provinsi dalam penguatan sinergi sesama gugus tugas terutama dalam penempatan petugas seperti dari Dinkes, Dishub, BPBD, maupun aparat-aparat kepolisian dan TNI.
Rahmadi mengatakan, APD yang dimiliki Batola saat ini kurang dan sangat diharapkan adanya bantuan untuk kebutuhan peralatan dasar seperti masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung terutama bagi para petugas dalam bertugas di lapangan.
Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor menyatakan, semua permasalahan yang dihadapi Batola akan menjadi perhatian Pemprov Kalsel. Terutama terkait wilayah-wilayah perbatasan guna mengantisipasi terjadinya penularan dari luar.
“Untuk menjaga perbatasan diharapkan gugus tugas kabupaten dan provinsi sering-sering berkoordinasi. Agar lebih fokus dalam bekerja gugus tugas bisa melaksanakan kegiatan per wilayah,” ucapnya.(Ag/KPO-1)