Banjarbaru, KP – Tercatat jumlah kasus positif Covid-19 di Kalsel, Kamis (14/5) 287 atau terjadi penambahan dua kasus dibanding sebelumnya.
Kasus tersebut terdiri dari 196 dirawat, 61 sembuh, dan 31 meninggal.
Penambahan positif hasil tracking di Tapin dan dirawat karantina khusus.
Kasus meninggal dunia terjadi penambahan satu kasus. Pasien yang meninggal dunia pada 13 Mei kemarin adalah kscovid#202 atau Ulin 106 asal Kabupaten Banjar. “Pasien yang sembuh bertambah 3 juga dari RS Ulin yaitu kscovid#108 KTP Kapuas, kscovid#109 asal Tanah Bumu, dan kscovid#133 asal Bamjarmasin,” jelas Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, HM Muslim.
Dikatakannya, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit 46 orang, sedangkan karantina khusus berjumlah 150 orang. “Yang dirawat di RS Ulin 18 kasus, RS Ansari Saleh 8 kasus, RS Bhayangkara 7 kasus, RS Isaman 5 kasus, RS Boejasin 2 kasus, RS Ratu Zaleha 2 kasus, masing-masing satu kasus di RS Damanhuri, RS Abdul Azis, RS Ciputra, dan RS Pembalah Batung,” tambah Muslim.
Ia juga mengatakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini berjumlah 975 atau berkuang 11 dibanding sebelumnya, sedangkan Pasien Dalam Perawatan (PDP) berjumlah 88 atau terjadi penambahan 3 dari sebelumnya.
Penambahan terjadi karena beberapa dinamika, ada yang negatif, PDP meninggal, dan ada penambahan PDP baru.
“PDP yang meninggal dunia dua orang yaitu Ulin 125 dan 131 keduanya dari Banjarmasin, PDP yang negatif dua orang yaitu HB 18 dan HB 25 keduanya dari HSS, serta tambahan 7 PDP baru 2 dari Tabalong, 4 dari Banjarmasin, dan 1 dari Tapin,” katanya.
Ditanya bagaimana ketersediaan regensia, Muslim, menyatakan cukup untuk melakukan pemeriksaan spesimen dalam beberapa minggu.
Ia katakan, bantuan dari pemerintah pusat sudah diterima jumlahnyan untuk memeriksa 5.900 spesimen.
Pihak pemprov juga sudah melakukan pemesan regensia untuk 9.500 spesimen.
Menurut Muslim ketersediaan regensia jadi perhatian gugus tugas agar pemeriksaan dapat dimantapkan dalam mendukung konfirmasi kasus baru, maupun menentukan kesembuhan pasien yang dirawat.
Jika beredar terdapat rapid test abal-abal, Muslim menyatakan hal demikian menjadi bahan evaluasi terutama untuk instansi terkait.
Rapid yang dimiliku Kalsel merupakan bantuan pemerintah pusat.
Ada beberapa yang dibeli sendiri namun sesuai rekomendasi kemenkes.
“Rapid test massal di Pasar Sentra Antasari sudah dilakukan untuk 245 orang, ada 49 yang reaktif dan memjadi dasar dalam pemeriksaan lanjutan,” pungkasnya. (mns/K-2)