Banjarmasin, KP – Memiliki jembatan penyeberangan memang sudah lama diimpikan warga Pulau Bromo, Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Impian ini sudah lama sekali, bahkan sudah bertahun-tahun lama.
Wilayah yang dulunya disebut Teluk Ujung Benteng ini merupakan delta yang terletak di pinggiran Kota Banjarmasin dengan jumlah sekitar 250 kepala keluarga (KK) yang terbagi menjadi dua RT, 06 dan 07.
Pulau Bromo dipisahkan oleh Sungai Martapura. Jaraknya sekitar 8,4 kilometer dari pusat kota. Jika ingin ke pusat kota, warga setempat harus menggunakan perahu, atau kapal ferry untuk menyeberang.
Yang menjadi kendala ketika air sungai serut. Daratan menjadi terlalu tinggi, kapal ferry pun tak bisa sandar. Alhasil, tak jarang, pelajar hingga pekerja harus terlambat berangkat lantaran terganjal masalah ini.
“Kalau sungai surut saat pagi sudah nggak bisa apa-apa. Kerja, sekolah, kuliah, jadi telat semua. Ferry nggak bisa bergerak,” keluh Widyawati warga RT 06.
Mahasiswi yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas swasta di Banjarmasin ini pun sudah mengetahui kabar mulai dibangunya jembatan.
Ini pun menjadi kabar gembira bagi Widya. Pasalnya, selama ini jika ingin ke Banjarmasin harus menyediakan ongkos lebih. Selain jarak yang cukup jauh ditambah lagi biaya menyeberang ferry.
“Belum lagi ongkos minyak, Jajan. Kalau naik ferry saja pulang pergi sudah enam ribu. Belum lagi kalau malam lebih mahal. Ya bersyukur lah kalau dibuatkan jembatan,” ucapnya.
Yang perlu diingat, jambatan ini juga menjadi janji politik Ibnu Sina dan wakilnya Hermansyah semasa pencalonan walikota dan wakil walikota.
Widya pun mengaku memang sudah lama mendengar kabar terkait rencana pembangunan jembatan penyeberangan itu. Bahkan sejak era kepemimpinan Muhidin saat menjabat sebagai walikota rencana pembangunan ini sudah di gembar gemborkan.
“Sudah lama dijanjikan pembangunan ini. Sejak lima tahun lalu, bahkan sejak erah Muhidin. Meski lama Alhamdulillah bisa dibangunkan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Arifin Noor mengatakan, pengerjaan jembatan tersebut sudah dimulai sejak Mei lalu. Dimana saat ini progres pengerjaan terus berjalan.
“Kalau progresnya mau mencapai lima persen, saat ini masih pemasangan apar, dan pengurukan. Sambil menunggu tiang pancang yang insyaallah bulan ini juga datang, sekitar tanggal 20 ,” ucapnya.
Arifin mengungkapkan, pembangunan jembatan gantung yang menghabiskan biaya dari APBD kota sebesar Rp 44 miliar ini nantinya memiliki panjang sekitar 168 meter dengan lebar 2 meter. “Juga ada ruang terbuka hijau di setiap sisinya,” jelasnya.
Lebih lanjut, jembatan ini sengaja di desain untuk roda dua dan pejalan kaki, sehingga untuk rida empat hanya diperbolehkan untuk kondisi darurat saja.
“Kalau mobil emergensi, ambulan, pemadam bisa, cuma untuk mobil umum tidak izinkan meski tahan. karena kami desain roda dua dan pejalan kaki,” bebernya.
Adapun untuk target sendiri diupayakan selesai dan bisa dinikmati warga di akhir tahun mendatang. “Mudah-mudahan sebelum akhir bulan Desember sudah serah terima, semoga semuanya berjalan lancar,” harapnya. (sah/K-3)