Banjarmasin, KP – Di tengah situasi pandemi, mungkin saja sebagian warga merasa jenuh atau tertekan dengan beraktivitas di rumah. Namun tidak bagi seorang warga bernama Rahmat.

Warga jalan Sutoyo S, Komplek Rajawali Ujung, No.63, Banjarmasin Tengah ini, justru bisa berkreasi dan berinovasi yang akhirnya mampu menopang perekonomian keluarga.
Menurutnya, masa pandemi jangan jadi penghalang untuk membuat hasil karya
yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.
“Kami mencoba membuat media untuk budidaya ikan dengan teknik aquaponik yang dipadukan dengan tanaman hidroponik. Dengan media ini, kita bisa memelihara ikan sekaligus bercocok tanam,” ujar Rahmat, yang juga berprofesi sebagai fotografer ini, Sabtu (27/06/2020).
Diakui Rahmat, usaha pembuatan media budidaya ikan yg dipadukan dengan
tanaman hidroponik ini baru digelutinya sejak 2 bulan terakhir. “Imbas pandemi, panggilan untuk jasa foto turut terdampak, jadinya sepi job,” tuturnya, sembari tersenyum.
Dia merinci, untuk 1 ember ikan ukuran S, dengan volume air 60 liter termasuk bibit ikan sebanyak 50 ekor, ia mematok harga 200 ribu rupiah.
Untuk ember berukuran M, dengan volume air 80 liter termasuk bibit ikan 100
ekor, dibandrol 250 ribu rupiah.
Sedangkan, ember ukuran L, dengan volume air 150 liter termasuk bibit 100 ekor, dijual dengan harga 300 ribu rupiah.
“Semua ukuran sudah termasuk dengan tanaman hidroponik dan bibit ikan, jadi dapat langsung digunakan. Ikannya bisa lele atau patin, kedepannya kita juga sediakan bibit ikan nila. Hanya saja, untuk ikan nila harus menggunakan aerator agar menghasilkan gelembung udara, sehingga airnya kaya akan oksigen terlarut. Pasalnya, ikan nila lebih rentan mati,” imbuh Rahmat.
Untuk mesin aerator, lanjut Rahmat, dikenakan biaya tambahan lagi, diluar harga paket media aquaponik dan hidroponik
Selama menjalankan usahanya, Rahmat memberdayakan tenaga remaja-remaja yang ada di kompleknya. Bahkan, ini menjadi lapangan pekerjaan
baru bagi mereka di masa pandemi.
Hingga saat ini, sebut Rahmat, tak kurang 250 buah ember berbagai ukuran sudah
terjual. Tidak menutup kemungkinan, usaha baru yang dijalaninya ini akan berkembang lebih luas lagi, mengingat pembelinya tak hanya berasal dari kota Banjarmasin saja.
Apalagi, disisi lain, aktivitas berkebun di perkotaan dengan lahan terbatas atau urban farming ini bisa menjadi aksi adaptif dan hobi baru, yang dapat dilakukan oleh siapa saja di tengah pandemi. (opq/KPO1)