Banjarmasin, KP – Persoalan penanganan masalah sampah di Kota Banjarmasin seakan tidak ada habisnya. Betapa tidak, meski berbagai upaya dilakukan salah satunya memberikan edukasi dan menghimbau agar jangan membuang sampah sembarangan dan bukan pada tempatnya, namun masih ada saja sebagian warga tidak mempedulikannya.
Pemandangan itu setidaknya terlihat, di Jalan Sulawesi tempatnya bawah Jembatan Antasan Kecil Timur (AKT) II. Entah mengapa sebagian warga membuang sampah di luat tempat disediakan.
Padahal untuk memudahkan warga membuang sampah di lokasi yang tidak jauh Pasar Lama itu, , Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin sudah menyediakan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) berupa amrol.
Berdasarkan pantauan, Rabu (17/6/2020), pemadangan kurang enak seperti adanya sebagian warga membuang berbagai sampah, bahkan tidak sedikit tumpukan kayu bekas hingga tilam (kasur) terlihat di bawah Jembatan Antasan Kecil Timur (AKT) II yang menghubungan Jalan Sulawesi dan Jalan Masjid Jami, Jalan Sungai Jingah dan Jalan Sultan Adam tersebut.
Pembangunannya jembatan AKT II dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Banjarmasin menelan dana sekitar Rp 12 miliar dan selesai dua tahun lalu, tentunya sangat kontras dan bertolak belakang dengan pemandangan di bawah Jembatan Banua Anyar.
Betapa tidak, berkat iniovasi dan terobosan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin Jembatan Banua Anyar saat ini selain terlihat bersih dan terta dengan baik , karena di bawah jembatan dibangun taman cukup indah, sehingga sekarang banyak digunakan warga membawa anak mereka untuk bersantai dan bermain di tempat tersebut.
Bebarapa waktu lalu,. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Mukhyar melalui Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah, Marzuki menyatakan, sangat menyesalkan masih adanya sebagian warga yang membuang sampah sembarangan dan bukan pada tempatnya.
Marzuki menandaskan, dalam upaya mewujudkan Banjarmasin sebagai Kota Baiman (Barasih wan Nyaman) bukanlah hanya tanggung jawab Pemko Banjarmasin melalui Dinas Lingkungan Hidup semata.
“Sebaliknya juga sangatlah dibutuhkan kesadaran warga untuk sama-sama menjaga kebersihan. Minimal jangan sampah sembarangan dan buanganlah sampah pada tempat disediakan atau TPS (tempat pembuangan sementara) sesuai jam telah ditentukan,“ kata Marzuki yang akrap disapa Zack ini.
Menanggapi ditempatkan atau disediakannya amrol atau tempat membuang sampah di bawah Jembatan AKT II , Zack menjelaskan, jika penempatan amrol itu sebelumnya sebenarnya atas permintaan warga.
“Namun yang sangat kita sesalkan, meski sudah disediakan amrol ternyata ada sebagian warga membuang sampah tidak memasukkan ke tempat disediakan,“ kata Zack.
Ia mengatakan, menyikapi kebiasaan buruk warga ini pihaknya akan mengevaluasi kembali penempatan amrol dan tidak menutupkan kemungkinan di lokasi itu tidak lagi disediakan TPS. (nid/K-3)