Gagal di ajang kualifikasi PON menuju Papua, jadi fktor penilaian mundurnya tim basket putri Kalsel. Beda dengan tim putra yang merebut tiket PON XX Papua
Banjarmasin, KP – Tidak seperti tim basket putra, tim basket putri Kalimantan Selatan mengalami kemunduran pembinaan. Tidak diberangkatkannya tim basket putri di ajang kualifikasi PON menuju Papua menjadi salah satu faktornya.
Akibat tidak ikut diajang kualifikasi itu, basket putri hanya bisa jadi penonton di ajang empat tahunan Pekan Olahraga Provinsi (PON) XX Papua 2021 nanti.
Mandeknya torehan prestasi ini harus jadi permasalahan besar yang dihadapi pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kalsel dibawah pimpinan, Ratana Arya Khrisnan yang popular dipanggil Koh Aling.
Sebab empat tahun lalu saat ketua Perbasi Kalsel dipimpin Zainal Hadi, tim basket putri menorehkan sejarah pertama kali lolos ke PON pada 2016 di Jawa Barat setelah 26 tahun absen. Di kualifikasi PON, tim basket putri duduk diperingkat kedua dan berhak atas tiket ke Jawa Barat.
Salah satu pebasket putri Kalsel, Gusti Medina Alawiyah mengaku untuk PON Papua 2021 Ini Kalsel memang tidak mengirim atlet putri untuk cabor basket.
“Memang tidak ada seleksi dan panggilan dari Perbasi. Pada PON Jabar 2016 itu pertama kalinya tim basket putri lolos pada laga PON setelah penantian panjang selama 26 tahun terakhir. Yang sangat disayangkan setelah pada PON sebelumnya basket putri akhirnya berhasil lolos, pada PON 2020 ini Kalsel tidak mengirimkan basket putri lagi,” kata pebasket dipanggil Dina ini.
Dian sendiri tidak mengetahui alasan Perbasi Kalsel absen diajang Pra Pon. Pebasket kelahiran Banjarmasin 20 mei 1998 pun enggan terlaku jauh mengomentari faktor penyebabnya.
Disinggung soal pembinaan basket di Kalsel dia mengaku sudah lumayan bagus dengan munculnya klub-klub basket baru baik itu putra maupun putri. Ini sangat positif untuk meningkatkan persaingan dan tentunya skill antar individu.
“Juga meningkatkan antusias masyarakat terhadap bola basket,” ujar peraih MVP DBL South Kalimantan 2015, Top 50 campers first team DBL 2015, Juara 3 Kejurprov 2014, anggota tim prapon/pon remaja dan anggota basket peringkat 2 Pra PON wilayah 3 Tim PON Jabar 2016 ini.
Mengenai fasilitas dari pemerintah Dina mengakui hal itu menbuat pembinaan semakin baik seperti dua lapangan bola basket di siring, menjadikan meningkatnya aktivitas bola basket di Banua khususnya Banjarmasin.
“Namun untuk pembinaan pada usia sekolah dasar, menurut saya masih kurang karena semakin muda seorang anak sudah mengenal olahraga ini kemungkinan besar kematangan dalam bermain semakin baik yang dimana hal ini bisa membuat mereka bersaing di laga nasional,’’ kata Dina.
Dina mengakui Bakat bakat pebasket muda yang terlihat selain dari Banjarmasin yaitu dari Banjarbaru, yang pembinaan dan solidaritas dari tim basket nya sendiri sangat bagus.
“Lalu dari kabupaten Banjar dan kotabaru menurut saya juga bagus,” ucap Juara 1 Faculty Basketball League Brawijaya ( 2016-2019, 3 tahun berturut), Juara 1 International Relations Olympic Sport (2016-2019, 3 tahun berturut), Juara 1 Nasional Antar Fakultas di Udayana 2019 dan Juara 1 Campus League Malang 2019 ini.
Ditanya tentang perhatian Perbasi Kalsel dan Dispora Kalsel, menurut Dina karena saat ini dia melanjutkan pendidikan di luar Kalimantan sehingga untuk sekarang masih kurang tahu dan tidak bisa bicara banyak mengenai ini.
Namun peran dari Perbasi dan Dispora sudah cukup baik, waktu saya dulu mengikuti pertandingan-pertandingan di Kalsel atlet difasilitasi dengan cukup baik dan diperhatikan,” tambah dia.
Untuk kejuaraan basket yang ada di Kalsel menurut Dina pun masih kurang banyak. Memang ada jadwal pertandingan untuk anak sekolah seperti SMP dan SMA namun untuk jenjang setelah SMA jadwal pertandingan masih sangat minim khususnya pada tingkat universitas maupun fakultas. (nets/nfr/k-9)