Banjarmasin, KP – Mulai direalisasikannya pembangunan Jembatan Gantung Pulau Bromo, Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Kota Banjarmasin Selatan disambut gembira oleh warga yang tinggal di kawasan tersebut.
“Betapa tidak, karena akses untuk memudahkan transpotasi itu sudah lama dinantikan,” kata Abdul Hamid salah seorang warga Kelurahan Mantuil.
Kepada KP Jumat (26/6/2020) Abdul Hamid menyampaikan, terima kasihnya kepada Pemko Banjarmasin yang pada akhirnya memperhatikan aspirasi warga Kelurahan Mantuil setelah sejak puluhan tahun tinggal terisolir.
Sementara Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Hj Ananda mengatakan, dengan dibangunnya jembatan penghubung itu tentunya akan mempermudah warga khususnya yang tinggal di Pulau Bromo dalam beraktifitas .
“Betapa tidak karena warga di sana sudah puluhan tahun harus menggunakan jalur transportasi sungai jika ingin bepergian. Padahal meski tinggal di wilayah pinggiran mereka juga warga Kota Banjarmasin,“ujar Ananda.
Lebih jauh ia mengungkapkan, terkait diusulkannya pembangunan Jembatan Gantung Pulau Bromo yang membetang di atas Sungai Barito itu saat pembahasan KUA-PPAS tahun anggaran 2020 sempat berjalan cukup alot.
Masalahnya, karena pihak Badan Anggaran DPRD Kota Banjarmasin menginginkan agar jembatan didesain dengan lebar empat meter atau minimal dapat difungsikan bisa dilewati kendaraan roda empat.
Ananda menjelaskan, pembangunan Jembatan Gantung Pulau Bromo direncanakan dengan lebar sekitar dua meter dan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) diusulkan anggaran sekitar Rp 40 miliar.
Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Arifin Noor, saat meninjau progres pekerjaan jembatan gantung pulau Bromo mengatakan, sesuai desain yang sudah dibuat, jembatan itu dibangun sepanjang 168 meter dengan lebar 2 meter. Untuk tinggi towernya 15 meter.
“Sampai hari ini perkiraan progres pekerjaannya sudah berjalan diangka 5 persen,” ucap Arifin Noor, Selasa (2/6), di Pulau Bromo.
Jembatan gantung dengan anggaran pembangunan kurang lebih Rp40 miliar dari APBD Pemko Banjarmasin itu rencananya juga akan menjadi salah satu destinasi wisata di Banjarmasin. Pasalnya di kedua ujung jembatan juga dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan desain yang menarik.
“Selain dibuat untuk mempercantik akses penyebrangan, RTH ini juga bisa digunakan sebagai tempat bersantai dilengkapi parkir sepeda motor,” bebernya.
Jembatan selebar 2 meter ini dikhususkan hanya untuk dilewati kendaraan roda dua, sepeda, dan pejalan kaki. “Kecuali dalam keadaan darurat seperti mobil ambulan dan pemadam kebakaran, yang bersifat emergency,” jelasnya, seraya menambahkan pembangunan jembatan itu diperkirakan selesai pada akhir 2020 tahun ini. (nid/K-3)