BANJARMASIN, KP – Harga ayam ras masih tinggi disejumlah pasar dikeluhkan UMKM pedagang makanan, kelihatanya belum ada tanda-tanda akan turun, ditingkat distributor besar sudah Rp36,000 perkilo.
Salman salah satu UMKM Jalan S Parman pedagang penjual mie ayam kepada wartawan Selasa mengeluhkan, terus bertahan dan mahalnya harga ayam ras per ekornya sehingga porsi racikan ayam mulai dikuranginya.
“ Sebagai penjual mie ayam tentu salah satu bahan pokok yang harus ia beli setiap harinya 3 sampai 4 ekor dengan harga perekor diatas Rp40 hingga Rp50 ribu perekor tentu sangat memberatkan kami,” jelasnya.
Dulu beli ayam Rp30 sampai Rp38 ribu sudah cukup lumayan besar ayamnya sekarang sudah semakin susah menemukan harga seperti itu termasuk jika beli di Pasar Sentra Antasari.
Sudah tiga bulan harga ayam ras ini melambung seperti ini belum ada tanda-tanda turun bahkan difrediksi harga akan naik lagi jelang lebaran kurban.
Aya penjual ayam ras eceran dipasar tradisional Pasar Lama Selasa pagi kepada wartawan menjelaskan, harga ayam ras perekor lebih mahal dibanding ketika ketika saat bulan Ramadhan dan lebaran Idul Fitri lalu dari normalnya hanya Rp14,000 per kilo menjadi Rp38,000 perkilonya.
“Ibu-ibu mengeluhkan harga ayam ras naik seperti ini, dikiranya kami penjual menaikkan harga harganya naik sejak dari kandang sebagai pedagang eceran kita akhirnya menyesuaikan saja lagi dan permintaan mulai turun dari pembeli semakin sepi selama pandemi,’’ terang Aya.
Selain harga naik kulakan juga dibatasi yang biasa jumlah 100 ekor jadi 60 ekor saja, seolah-olah ayam kosong.
Dikatakannya, sekarang permintaan hanya mengandalkan kepada pembeli penjual makanan siap saji sedangkan dari ibu rumah tangga sangat berat saat pandemi ini apalagi Banjarmasin sudah masuk zona hitam semakin takut warga kepasar.
Biasanya dalam kondisi normal permintaan banyak dari penjual makanan siap saji dan penjual makanan catringan namun saat ini mereka mulai tidak berjualan lagi atau tutup.
“ Kami menjual satu ekor diatas Rp37.000 karena saat membeli dipemotongan harganya juga naik, walaupun para pembeli mengeluhkan naik harga ayam ras saat ini,” tambah Dijah penjual ayam kawasan Pasar Lama lainnya.
Menurutnya dan penuturan sejumlah pedagang lainya kepada wartawan untuk ayam ras berbagai ukuran baik besar dan kecil naiknya sudah beberapa kali lipat dari biasanya beberapa bulan ini.
“ Diharapkan harga ayam ras tidak naik lagi bulan depan ini karena penjualan semakin turun sehingga penjualan ayam ras terus akan meningkat karena bila naik biasanya ibu-ibu lebih memilih keikan sungai dan laut,” ungkapnya.
Sebagai pedagang berharap Dinas Peternakan Kota dan Provinsi cepat turun tangan menyikapi harga jual ayam ras perkilonya yang tidak turun-turun, karena harga ayam sudah dimainkan para broker dan peternak dengan alasan beli bibit mahal.
Namun ungkapnya, naiknya jual ayam ras tidak diikuti ayam ras petelor yang dijual bertahan dengan harga Rp50.000 ukuran sedang dan besar diharga Rp60.000 dan ayam ini biasa dibeli para penjual soto dan nasi kuning karena dagingnya lebih mirif ayam kampung, sedangkan ibu-ibu jarang membeli ini.