Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Harga Ayam Ras Lebih Mahal dari Ikan

×

Harga Ayam Ras Lebih Mahal dari Ikan

Sebarkan artikel ini
8 4klm 3
BELUM TURUN - Sehabis lebaran harga ayam ras terus naik perkilonya ditingkat peternak, hingga saat sudah Rp35,000 perkilonya padahal sebelumnya hanya Rp 15,000 membuat harga naik disemua ukuran sejumlah pasar tradisional. (KP/Hifni)

Peternak lebih menyukai menjual keluar kota seperti Kalteng dan Kaltim karena harga jual bisa lebih mahal lagi.

BANJARMASIN, KP –  Memasuki bulan Juli belum ada tanda harga ayam ras turun, ras rata-rata dijual masih diatas Rp50 ribu per ekornya.

Baca Koran

Dikawasan Pasar Lama ayam ras ukuran sedang dijual Rp47 ribu hingga Rp50 ribu perekor yang biasanya hanya sekitar Rp35 ribu perekor.

“Harga ayam ras masih tinggi disejumlah pasar tradisional dan belum ada tanda-tanda akan turun pasalnya ditingkat distributor besar sudah Rp35,000 perkilo,” sebut Sinah penjual ayam Pasar Lama.

Dampaknya harga ayam mahal seperti ini penjualan menjadi sepi pembeli dan order pembelian yang biasa 100 hingga 200 ekor mulai dikurangi hingga 30 persen, peternak lebih menyukai menjual keluar kota seperti Kalteng dan Kaltim karena harga jual bisa lebih mahal lagi.

Harga ayam mahal seperti ini selain sepi pembeli warga juga mengeluhkannya karena harga ayam lebih mahal dari harga ikan satu kilonya.

Parhan salah satu pedagang penjual mi banjar di jalan Sultan Adam mengeluhkan, terus bertahan dan mahalnya harga ayam ras per ekornya tiga bulanan ini sehingga porsi racikan ayam mulai dikuranginya.

Biasanya ia memerlukan ayam ras sekitar 3 sampai 4 ekor dalam satu hari sekarang mulai hingga dua ekor karena ayam ras ukuran sedang dibelinya sekitar Rp35,000 naik menjadi Rp40,000 sampai Rp43,000 sedangkan ukuran besar lebih Rp55,000 dipasar Teluk Dalam yang biasa Rp40,000.

Ditambahkan Aya, penjual ayam ras dipasar tradisional Pasar Kalindo Minggu pagi menjelaskan, harga ayam ras perekor lebih mahal dibanding ketika ketika saat bulan Ramadhan dan lebaran dari normalnya hanya Rp14,000 per kilo menjadi Rp36,000 perkilonya saat ini.

Karena harganya naik sejak dari kandang sebagai pedagang eceran ia akhirnya menyesuaikan saja, dan permintaan mulai turun dari pembeli apalagi saat ini musim corona.

Dikatakannya, sekarang permintaan hanya mengandalkan kepada pembeli penjual makanan siap saji sedangkan dari ibu rumah tangga sangat berat saat pandemi ini.

“ Kita mengharapkan Dinas Peternakan Kalsel dan kota cepat turun tangan kondisi seperti sudah lebih dua bulan harganya melambung, yang dinaikan peternak lokal kita membalas karena saat Ramadhan dan lebaran harga ayam anjok,” sebutnya.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kalsel H Birhasani, menyebutkan  menurut ketentuan yang disepakati antara Disbunnak Kalsel dengan para peternak bahwa harga ayam hidup di kandang HPPnya hanya sekitar Rp19 sampai Rp21.000, sedangkan HET ayam broiler ditingkat konsumen adalah Rp35.000 perkilo.

“Tapi nyatanya harga ayam hidup atau kotor di peternak sekarang ini Rp28 sampai Rp29.500 per kilo, karenanya dipedagang mereka jualnya Rp38 sampai Rp40.000 per kilonya,” sebut H Birhasani kepada wartawan.

“ Kalo mau turun harga ayam ras dipasar tradisional, turunkan dulu harga di tingkat peternaknya, karena harga jualnya sangat tinggi saat ini,” tegasnya.

“Nah ini tentunya kewenangannya Disbunnak silahkan konfirmasi dengan Disbunnak,” katanya menganjurkan kepada wartawan.

Disebutkan Yani penjual makanan siap saji kawasan Sultan Adam, pihaknya sebagai penjual makanan siap saji kembali dibuat pusing karena penjualan semakin sepi pembeli baik yang makan dan bungkus selama ada virus ini, sedangkan harga ayam ras terus naik harga mahal per ekornya. (hif/K-1)

Baca Juga :  Ini Langkah Pengawasan OJK terhadap PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia dan Industri Pindar
Iklan
Iklan