Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

Kemarau Basah Semua Jenis Cabai Makin Pedas

×

Kemarau Basah Semua Jenis Cabai Makin Pedas

Sebarkan artikel ini
BERGERAK NAIK - Harga semua jenis cabai sepekan ini terus melonjak bahkan sudah tembus diharga Rp100 ribuan disejumlah pasar tradisional kondisi ini sangat dikeluhkan penjual makanan siap saji dan ibu rumah tangga. (KP/hifni)

Banjarmasin, KP – Anomali cuaca adanya panas dan hujan  akhir-akhir ini mulai berdampak pada naiknya harga cabai disemua jenis seperti cabai rawit tembus Rp100 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp70 ribu.

Hal ini tentu membuat para pedagang dan pembeli mulai dilanda kebingungan padahal tingkat permintaannya masih sangat tinggi.

Android

“Kenaikkan harga yang cukup melonjak terjadi disejumlah pasar tradisional Pasar Sentra Antasari, Pasar Lama serta pasar tradisional Pasar Teluk Dalam Banjarmasin,” jelas Irfan penjual sayuran Pasar Teluk Dalam.

Salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Teluk Dalam, Kamis kepada wartawan mengakui, dengan naiknya harga semua jenis cabai, terutama cabe rawit ini permintaan pasar semakin menurun, bahkan, banyak para pembeli rumah tangga tidak lagi berani membeli dalam jumlah yang banyak.

“Naiknya harga cabai rawit juga diikuti jenis varietas lainnya juga terjadi seperti cabai taji yang sebelumnya hanya Rp30 ribu naik menjadi Rp50 ribu begitu pula terjadi pada cabai merah besar sudah Rp59 ribu per kilogram jadi Rp60 ribu,” ucap Hasta pedagang lainnya.

Menurutnya, pasokan cabai yang beredar di Pasar Teluk Dalam dan pasar lainnya di Banjarmasin, kebanyakan didatangkan dari banua lima, Sulawesi, sebagian saja dipasok Pulau Jawa karena dampak dari gagal panen.

“ Sudah semingguan lebih ini, harga cabai mengalami kenaikan harga dan kenaikannya sangat tinggi dampak musim kemarau basah sehingga hasil panen kurang bagus jika dibanding beberapa bulan yang lalu,” ucapnya.

Masih menurut Hasta, kenaikan harga cabai ini akibat minimnya pasokan yang masuk kepasar-pasar tradisional Banjarmasin, karena daerah sentra penghasil di Sulawesi, Jawa dan banua enam terus berkurang akibat panas yang tinggi setiap harinya.

Hasta mengakui, saat ini ada beberapa jenis cabai yang ada di pasaran, seperti cabe taji dengan kepedasan lebih tinggi dibanding cabe rawit namun belum begitu familiar di lidah warga banua.

Bahkan jelasnya, kenaikan harga cabe ini juga membuat juga penjualan semakin menurun setiap harinya karena sepi pembeli apalagi UMKM penjual makanan siap saji banyak yang tutup saat pandemi.

Seorang pemilik warung makan gorengan di Jalan Teluk Tiram H Farjo kepada wartawan mengatakan, ia  terpaksa mengurangi porsi pembeliannya jika sebelumnya, setiap hari membutuhkan cabai berkisar 3 kilogram sampai 4 kilo kini dikurangi menjadi 1 kilogram saja.

“Mau tak mau harus berhemat sambel kalau uang dibelanjakan untuk membeli cabai rawit, maka bahan bumbu lainnya akan dikurangi tentu dengan harga yang melonjak naik ini kami semakin terbebani saat ekonomi sulit seperti ini,’’katanya.

“ Saya berharap agar instansi atau dinas Perkebunan, dinas Perdagangan terkait bisa mencarikan solusi di tengah melonjaknya harga cabai-cabaian yang terus naik belakangan ini,” ungkapnya.

Apakah nanti ada digelar operasi pasar atau sejenisnya, sehingga harga cabai rawit khususnya serta tiung serta taji bisa kembali normal seperti sedia kala,” tutup kakek 2 cucu ini berharap. (hif/K-1)

Iklan
Iklan