Jangan Takut Kas Terkuras Kalau Demi Kemaslahatan Umat
BANJARMASIN, KP – Sudah hampir sepekan Masjid Al Muhajirin, Jalan HKSN, Banjarmasin Utara mulai didatangi anak-anak untuk belajar.
Hampir setiap hari masjid ini tak pernah sepi. Fasilitas WiFi gratis yang disediakan di sana menjadi salah satu solusi para pelajar saat ini.
Pasalnya, pemberlakuan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring alias online oleh pemerintah di satu sisi menjadi beban membengkaknya biaya untuk kuota internet.
Rizka musilnya, siswi Kelas IX, SMP Al Zamzami ini memilih untuk belajar di masjid Al Muhajirin. Dia bersama teman sekelasnya, Asti dan Ajimah, sudah beberapa hari terakhir mengerjakan tugas sekolah di sana.
“Sudah dua hari kami belajar disini. Alasannya karena bisa hemat kuota. Ada internet gratis. Dan di sini suwasanya nyaman,” ujar Rizka saat dijumpai Kalimantan Post, Sabtu (08/08/2020).
Mereka bertiga mengakui, bahwa semenjak belajar menggunakan metode PJJ dengan sistem daring biaya untuk kuota internet menjadi meningkat. Alhasil uang jajan pun terkadang harus disisihkan sebagai untuk beli kuota.
“Kalau sekarang dua GB, paling lima hari sudah habis. Kalau dulu masih bisa lebih lama. Kalau belajar disini bisa lebih hemat kuotanya,” timpal Asti.
Memang bagi yang mampu atau berlebih, dua GB tak ada artinya. Namun bagi mereka jumlah kuota itu cukup untuk menjejal ilmu di kepala mereka. Maklum sekolah mereka juga hanya berada di pinggiran kota.
“Kalau letak sekolah di Alalak Utara, tak terlalu jauh dari sini. Kami juga kemarin diberitahu guru kalau di masjid ini ada internet gratis. Makanya kami kesini,” tambah Asti.
Masjid Al Muhajirin memang sudah lama memiliki fasilitas WiFi. Dan sebelum fasilitas itu memang sengaja diperuntukkan bagi jamaah.
“Kalau WiFi ini sudah lama. Tapi kan kebetulan saat ini sekolah belajar online. Jadi kami persilahkan saja bagi warga sekitar yang mau memanfaatkan,” beber Ketua Pengurus Masjid Al Muhajirin, H Yuherli.
Masjid ini memang tampak biasa-biasa saja. Tapi siapa sangka masjid Al Muhajirin ini terpilih menjadi Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) terbaik dari 999 masjid YAMP se-Indonesia pada 2019 lalu.
Di masa pagebluk protokol kesehatan CoVID-19 di masjid itu juga diawasi ketat. Jemaah yang datang atau anak-anak yang ingin belajar wajib menggunakan masker. Cuci tangan dan menjaga jarak.
H Yuherli membeberkan bahwa, memang banyak kegiatan yang dilakukan di sana. Pengurus memiliki prinsip bahwa masjid tak hanya tok untuk beribadah. Tapi juga masjid bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan demi kemaslahatan umat.
“Ya prinsipnya seperti itu. Di masjid bisa beribadah, belajar, tempat bermusyawarah, dan banyak lagi yang lain. Yang pasti untuk kemaslahatan umat,” jelasnya.
Di masjid tersebut memang memiliki beberapa fasilitas, seperti pojok baca, perpustakaan, tempat olahraga, dan berbagai fasilitas penunjang lain. Bahkan, Yuherli bercita-cita masjid itu juga nantinya punya klinik sendiri.
“Disini kan banyak jamaah yang lansia. Maunya mati setidaknya ada tenaga medis, sukur-sukur punya dokter,” harapnya.
Lantas dari nama duitnya? Mengingat untuk banguam kelinik, punya tenaga medis hingga dokter perlu biaya tak sedikit. Yuherli pun menjawab dengan santai.
Ada prinsip yang dimiliki oleh pengurus masjid ini, bahwa semakin banyak duit kas yang digunakan untuk kemaslahatan umat, maka duit kas tak akan berkurang, malah jadi bertambah.
“Jadi jangan takut kehabisan kas. Selama itu dimanfaatkan untuk kepentingan jamaah. Maka Insyaallah semakin banyak yang membantu,” tukasnya. (sah/K-3)