Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Pimpin Banjarmasin, Ibnu Sina Tunjukkan Kerja Nyata Bagi Kaum Difabel

×

Pimpin Banjarmasin, Ibnu Sina Tunjukkan Kerja Nyata Bagi Kaum Difabel

Sebarkan artikel ini
Hal 9 3 Klm Kontrak Ibnu 3
PEDULI DIFABEL - Walikota Banjarmasin Ibnu Sina bersama kaum difabel yang menujukan kepeduliannya dan tampak saat meninjau fasilitas yang dibangun berupa trotoar untuk memudahkan akses mereka. (KP/Istimewa)

Banjarmasin, KP – Kepedulian Walikota Banjarmasin Ibnu Sina terhadap kaum difabel menuai banyak apresiasi dari berbagai Kota di Indonesia hingga organisasi Internasional.

Di bawah kepemimpinannya, Banjarmasin merupakan kota pertama di Indonesia yang punya roadmap kota inklusi sehingga Banjarmasin bisa didukung langsung oleh UNESCO untuk mengembangkan program kota ramah inklusi. 

Baca Koran

Selain UNESCO, Banjarmasin juga bekerjasama dengan Kota Kita Surakarta, Kaki Kota Banjarmasin, Global Disability Inovation Hub, University College London dan GIZ Germany untuk mewujudkan Kota Banjarmasin yang Inklusif.

Kota seribu sungai ini juga didapuk sebagai tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi Walikota untuk Kota Inklusif ke-8 Apeksi.

Disamping itu, Kota Banjarmasin menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memenangkan Global Urban Mobillity Challenge 2019 di Leipzig City, Jerman. 

Atas raihan penghargaan tersebut, Banjarmasin juga mendapatkan bantuan Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) sebesar Rp2 miliar untuk pembangunan infrastruktur kota Inklusi bersama 9 Kota lain dari seluruh Dunia.

“Hingga hari ini kita masih mencoba terus melaksanakan kebijakan yang berkesesuaian dengan roadmap kota inklusi itu,”terang Ibnu.

Sebagai kerja nyatanya, saat ini Banjarmasin telah membangun infrastruktur yang ramah difabel. Dari trotoar hingga perkantoran pemerintah juga disediakan sarana dan pra sarana khusus difabel.

Hal ini terlihat pada pembangunan pedestrian di sepanjang jalan Belitung, sepanjang jalan A. Yani km 2-6 Banjarmasin serta pembuatan toilet untuk kaum difabel.

Ada pula kampung inklusi yang dibangun di tingkat Kelurahan. Sedangkan untuk pendidikan sudah ada puluhan SD dan SMP yang berbasis inklusi dan dilengkapi angkutan umum gratis untuk para difabel.

Dirinya menyebutkan ada tiga aspek dalam hal membangun kota yang ramah disabilitas yakni, regulasi, penyediaan dalam layanan publiknya dan terakhir penerimaan dari masyarakat. (sah/K-3)

Baca Juga :  Banjarmasin Rancang APBD-P 2025, Untuk Target Pendapatan Tambah Rp200 miliar
Iklan
Iklan