Kotabaru, KP – Tidak adanya bangunan fisik SMA di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pamukan Utara, Kabupaten Kotabaru, membuat masyarakat di sana harus melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke daerah lain.
Bahkan ada yang memilih bersekolah ke provinsi tetangga, Kaltim, meski jarak yang ditempuh ke SMA di sana hanya 2 Km, sedangkan sekolah milik Pemprov Kalsel harus menempuh jarak 25 Km.
Kepala Desa Mulyoharjo, Rahmat mengatakan, hampir 35 tahun tidak tersentuh sekolah tingkat atas atau SMA. Meski, sempat ada SMA PGRI di daerah tersebut, tetapi dua tahun belakangan terpaksa tutup dikarenakan permasalahan administrasi.
“Ada empat desa yang belum bisa menikmati pendidikan di kabupaten ini. Hingga sekarang, rata-rata remaja di Desa Mulyoharjo banyak yang sekolah di Kaltim,” katanya, di sela reses anggota Komisi II DPRD Kalsel, M. Yani Helmi di Balai Desa Pamukan Indah, Rabu (28/10) kemarin.
Dari keinginannya tersebut, Ia berharap ada sekolah yang lebih dekat daripada ke provinsi tetangga. Sehingga, pendidikan bisa dinikmati di banua sendiri.
“Idealnya, kami menginginkan ada dua SMA atau satu SMK agar kebutuhan edukasi di desa yang dekat dengan perbatasan bisa merasakan kesetaraan seperti yang ada di perkotaan,” ungkapnya.
Tidak jauh berbeda dengan yang dipaparkan langsung Kepala Desa Sekayu Baru, Lamsyah, yang menginginkan adanya fasilitas pembangunan fisik SMK di desanya. Dimana, kebutuhan jurusan khusus meliputi, perkebunan dan pertanian bisa direalisasikan agar dapat dinikmati masyarakat di wilayah tersebut.
“Memang jarak juga menjadi permasalahan selain infrastruktur jalan yang tidak mendukung. Minimal juga ada SMK, karena mayoritas disini banyak yang mengambil jenjang kejuruan,” tambahnya.
Bahkan, warga desa yang berbatasan dengan Kaltim rata-rata menimba ilmu disana daripada di Kabupaten Kotabaru sendiri.
Menyikapi keinginan warga tersebut, anggota Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi mengaku sangat terkejut dengan tidak adanya fasilitas pendidikan di wilayah ini. Meski mayoritas pendatang, akan tetapi, kesetaraan untuk mencerdaskan bangsa harus menjadi prioritas utama.
“Yang pasti, saya malu dan hal ini akan segera menjadi catatan bagi Dinas Pendidikan Kalsel,” katanya, usai melaksanakan reses di Desa Pamukan Indah dan Mulyoharjo, di Balai Desa Pamukan Indah.
Bahkan, dirinya berencana akan memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel ke DPRD sesuai Komisi yang menaungi instansi tersebut agar dapat ditindaklanjuti.
“Pasti akan dipanggil dan fasilitas pendidikan di Desa Mulyoharjo untuk tingkat SMA harus ada, dan perlu diperjuangkan, ini jadi catatan penting bagi kami. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, hanya untuk meningkatkan kesetaraan pendidikan dipelosok, dimana juga menjadi perhatian khusus,” tegasnya. (lyn/KPO-1)