Banjarmasin, KP – Meski ditengah pandemi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) menggelar peringatan Hari Dongeng Nasional yang jatuh pada 28 November 2020, dan setiap dilakukan peringatan bagi Prov Kalsel.
Jika dulu Dispersip mendatangkan para pendongen maupun juru kisah Nasional ke Perpuspalnam dan dihadiri oleh pengunjung anak-anak dengan rimpah ruah memenuhi ruang Kids Library Perpuspalnam maupun yang dilaksanakan di panggung outdor ujar Kadispersip Kalsel
Namun kali ini ada yang yang berbeda dalam peringaan tersebut dengan mendatangi tempat tempat panti asuhan maupun pondok-pondok pesantren dengan menggunakan fasilitas Mobil perpustakaan yang dibarengi dengn para pendogeng serta badut-badut yang lucu.
“Kita selalu menciptakan inovasi dan kreatifitas agar leterasi terus bisa berjalan ntuk kepentingan masyarakat dan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” Kata Kepala Dispersip Hj Nurlianie Dardie Jumat (27/11/2020).
Ditekankan, masa pandemi COVID-19 tidak membuat Dispersip Kalsel diam diri tetapi tetap menggelar kegiatan salah satunya peringatan Hari Dogeng Nasional dengan menerapkan aturan sesuai protokol kesehatan.
Disebutkan, rangkaian peringatan Hari Dongeng nasional diisi kunjungan ke Panti Asuhan Al-Aqsho yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Hidayatullah Banjarbaru membawa Mobil Perpustakaan Keliling.
“Durasi acara tidak terlalu lama karena masa pandemi dan kami mematuhi aturan protokol kesehatan. Namun, tidak mengurangi makna peringatan Hari Dongeng Nasional yang sudah jadi peringatan nasional,” kata dia.
Dikatakan, mendongeng dapat membangun imajinasi anak yang akan menentukan kesuksesan mereka di masa depan dan makna mendongeng adalah agar anak-anak senang dan mencintai cerita dari buku.
“Cerita-cerita itu dapat menciptakan imajinasi di dalam otak. Kemampuan dalam berpikir dan membayangkan hal-hal yang baik di dalam otak adalah kunci kesuksesan bagi anak di masa depan,” ujarnya.
Ditambahkan, mendongeng (story telling) merupakan kegiatan positif yang bisa dilakukan setiap orangtua dan anak agar menjadi lebih dekat sehingga diharapkan orangtua aktif mendogeng untuk anaknya.
Salah satu pendongeng Novia Eka Saputri (Guru PAUD) asal Kota Banjarbaru dan hanya menghadirkan maksimal 20 orang anak-anak karena mereka tidak masuk sekolah. (fin/K-3)