Banjarmasin, KP – Di tengah persaingan bisnis kuliner yang ketat, terutama di segmen minuman kekinian, UMKM yang satu ini tetap eksis, bahkan di saat masa pandemi Covid-19, usaha minuman berbahan baku kopi, teh dan susu ini masih setia melayani konsumennya.
Banyu Es merupakan nama usaha minuman kekinian yang membuka lapak di kawasan street food, jalan Gatot Subroto, Banjarmasin Timur. Memanfaatkan halaman parkir yang cukup luas, street food disini menampung belasan pelaku usaha kuliner lainnya.
Diungkapkan Said Yahya, salah seorang pemilik gerai Banyu Es, usaha ini dirintisnya bersama dua orang teman lainnya. Berawal hanya coba-coba, kini mereka makin serius untuk melebarkan sayap bisnis.
“Alhamdulillah, tetap eksis sampai sekarang. Kami memulai usaha ini di bulan Desember 2019. Awalnya hanya coba-coba ingin ada usaha sampingan bersama teman. Hitung-hitung memanfaatkan waktu luang di luar jam kerja kantor. Ternyata, hasilnya cukup lumayan,” ujar Yahya, yang juga bekerja sebagai karyawan swasta di Banjarmasin.
Ada banyak jenis minuman yang ditawarkan Banyu Es untuk para pelanggannya. Untuk minuman berbahan dasar kopi, ada Caramel Machiato, Kopi Hazelnut, Cappucino, Mochacino, Espresso Milk, Vanilla Latte, dan Kopi Milo
Bagi yang tak suka kopi, ada minuman jenis lainnya yang tak kalah menyegarkan, seperti Thai Tea, Lemon Tea, Green Tea Latte, Choco Hazelnut, Taro, Red Velvet, Milo Dino, serta Milo Thai Tea.
“Harganya bervariasi, antara Rp 5.000 sampai Rp 12.000. Tak perlu merogoh kantong dalam-dalam, sudah bisa menikmati segelas minuman menyegarkan di tempat kami. Gerai Banyu Es buka dari pukul 10.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita,” ucap Yahya kepada Kalimantan Post, Kamis (3/12).
Saat ini, lanjutnya lagi, tren penjualan sudah mulai membaik, setelah sempat terseok-seok ketika wabah Corona merebak di Banjarmasin.
“Sebelum Covid-19, dalam sehari kita bisa menjual hingga 100 cup. Tapi, di tengah pandemi saat ini omzet turun sampai 50 persen. Syukur alhamdulillah, kami masih bisa bertahan, walaupun omzet turun drastis,” terang Yahya, yang memperkerjakan dua orang karyawan dengan sistem shift.
Ia menjelaskan, sebagian besar pelanggannya adalah mahasiswa, karena lokasi jualan yang mereka pilih dekat dengan kampus dan kost-kostan. “Saat ini, kampus meniadakan belajar tatap muka, jadi mahasiswa sepi, pasalnya banyak yang pulang kampung,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, kata Yahya, ia dan teman-temannya akan melebarkan sayap bisnis dengan membuka cabang baru di kota lain. “Kami akan mencoba ekspansi ke luar kota, tepatnya di Banjarbaru dan Batulicin. Harapan kami, usaha ini juga bisa jalan di sana. Saat ini, kami sedang memantapkan rencana itu,” pungkasnya. (opq/K-1)