BANJARMASIN, KP – Pelaksanaan Pilkada yang digelar di tengah mewabahnya virus Corona (Covid-19) di Kalsel menjadi moment berarti bagi semua pihak.
Rasa berbeda yang dialami petugas di tempat pemungutan suara (TPS) dan pemilih agar menghindari kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan.
Perbedaan itu juga dirasakan bagi petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat yang mirip dengan baju astronot dalam pelaksanaan pemilihan di TPS.
Tak sampai disitu, sebelum mencoblos pemilih juga diukur suhu tubuhnya, apabila di atas 37,3 derajat celcius maka pemilih menunggu di ruang tunggu khusus yang bersebelahan dengan TPS dan mencoblos di bilik khusus yang disediakan.
Petugas TPS 14 di kawasan Banjarmasin Tengah, Hamzah, mengatakan, memang tahun ini penerapannya di lapangan berbeda dengan tahun sebelumnnya. Sebab kondisi pandemi Covid-19.
“Kita hanya melaksanakan aturan yang sudah diputuskan, sehingga kita dilapangan mengketatkan peraturan selama masa pencoblosn tersebut, dari memeriksa suhu tubuh hingga kita himbau warga yang memilih langsung pulang,” katannya.
Sementara itu, di TPS 06 Kelurahan Melayu, para petugas di TPS menggunakan pakaian yang menggambarkan budaya Banjar (Sasirangan dan memakai laung), dari pintu masuk hingga di dalam TPS.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 06 Nordiansyah mengatakan, ide memakai pakaian adat ini karena ingin menunjukkan khas Kota Banjarmasin.
“Oleh karena itu, kita mengangkat budaya Kota Banjarmasin,” ungkapnya.
Selain itu berbeda juga sekaligus memeriahkan pemilu ini agar para pemilih lebih antusias untuk datang.
Meski menggunakan pakaian adat Banjar, namun Petugas di TPS itu tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah
Sekedar diketahui Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada di Kelurahan Melayu berjumlah 268 dari 114 KK”dan yang sudah menggunakan hak pilihnya sementara ini berjumlah 137,” pungkasnya. (zak/K-11)