Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Riyanto, Penjual Pentol Melawan Pandemi

×

Riyanto, Penjual Pentol Melawan Pandemi

Sebarkan artikel ini
8 3klm pentol
PEDAGANG PENTOL - Pedagang pentol yang mangkal di Sungai Andai dan merasakan dampak pandemi Covid-19, sehingga menyebabkan penurunan penjualan, walaupun setiap berjualan menerapkan protokol kesehatan. (KP/yana)

Banjarmasin, KP – Nasib pedagang kecil di tengah pandemi Covid-19 mendera, kondisinya kian terhimpit. Mereka harus berjibaku dengan kondisi new normal demi menghidupi keluarga. Tidak berjualan berarti roda perekonomian pun terhenti. Kehidupan perekonomian mereka, semata mengandalkan hasil dagangan yang dijual.

Pedagang atau penjual pentol daging misalnya, jika di masa normal saja mereka harus bersusah payah menjual dagangannya karena harus bersaing dengan pedagang lainnya, maka di era pandemi ini kondisinya semakin bertambah parah karena berkurangnya pembeli yang membeli dagangan pentolnya.

Kalimantan Post

Namun kondisi itu, tidaklah membuat mereka pasrah dan menyerah.

Adalah Riyanto salah satu pedagang pentol itu yang tetap berjuang di tengah ancaman terpapar covid-19. Ia kerap mangkal di seputaran pertigaan Jalan Sungai Andai, Kota Banjarmasin.

Pria kelahiran Kota Solo yang sudah puluhan tahun menetap di Banjarmasin ini, mengaku di masa pandemi ini hasil penjualan pentolnya jauh menurun jika dibandingkan di masa normal.

“Kalau dulu saat normal, bisa membawa pentolnya sampai 20 kilo gram sehari, kini hanya berani membawa antara 10 hingga 12 kilon,” kata Riyanto yang mengaku sudah 10 tahun mangkal di kawasan Sungai Andai itu.

Riyanto berjualan mulai sore pukul 17.00 wita hingga malam pukul 21.00 wita.

Menurut dia, jumlah pentol yang ia bawa tidak pernah dihitung. Ia cuma menghitung beratnya. Jadi sehari bisa menghabiskan antara 10 hingga 12 kilogram.

Jika 1 kilo gram saja ditaksir sekitar 150 biji pentol dengan ukuran sedang, maka jumlah pentol yang laku terjual sehari di masa pandemi ini sebanyak 1800 biji pentol.

“Alhamdulillah masih bisa menghidupi keluarga meski jumlahnya menurun,” kata Riyanto yang selalu memberi ‘tawaran’ (bonus), bagi pembeli yang membungkus untuk dibawa ke rumah.

Baca Juga :  Pertashop Hadir di Pelosok, Jawab Kebutuhan BBM Masyarakat Desa Anjir Pasar

Dagangan pentol Riyanto memang terbilang cukup laris. Pelanggannya dari semua kalangan. Dari tukang ojek, bahkan kawan-kawan wartawan yang tinggal di seputaran Sungai Andai, mengenal pentol Riyanto.

Meski sebagai pedagang kecil, namun Riyanto terbilang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Buktinya, selain dirinya selalu mengenakan masker, di tempat jualannya juga disediakan wadah untuk mencuci tangan.Kepada pelanggannya diminta untuk tetap menjaga jarak sesama pembeli.

Riyanto yang berjualan dengan menggunakan sepeda motor ini berharap agar pandemi cepat berakhir. Dan kondisi ekonomi kembali membaik. “Bagaimana pun keadaannya tetap kerja keras sabar dan ikhlas. Saya yakin dibalik ini pasti terdapat hikmah yang baik,” tutupnya. (marliyana)

Iklan
Iklan