Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Debit Air Terus Meninggi
Belasan KK di Murung Raya Pilih Mengungsi

×

Debit Air Terus Meninggi<br>Belasan KK di Murung Raya Pilih Mengungsi

Sebarkan artikel ini
hal9 3klmmurung
MENGUNGSI – Warga Murung Raya terpaksa harus mengungsi karena debit air terus meningkat, sehingga merendam rumah dan warga kesulitan melakukan aktivitasnya. (KP/zakir)

Banjarmasin, KP – Belasan Kepala Keluarga (KK) di kawasan Jalan Kelayan A, Kelurahan Murung Raya, Kecamatan Banjarmasin Selatan memilih untuk mengungsi ke tempat lain yang lebih tinggi, Kamis (14/01) malam

Hal tersebut terjadi lantaran menghindari genangan yang semakin tinggi dalam dua hari belakangan.

Baca Koran

Mereka rela meninggalkan barang-barang berharga, dan cukup hanya membawa perlengkapan tidur seperti, bantal, guling, selimut dan kasur kecil hanya untuk sekedar mengistirahatkan diri.

Dari pantauan awak media di lapangan, ketinggian air di kelurahan yang termasuk salah satu kawasan padat penduduk tersebut hampir mencapai ketinggian pinggang orang dewasa.

Itu artinya, hampir semua rumah warga di kelurahan tersebut sudah terendam air yang berasal dari luapan Sungai Kelayan.

Salah seorang warga terdampak banjir, Normiati mengaku bahwa ruang utama rumah yang ditinggalinya bersama keluarga memang belum terendam.

Namun menurutnya, jarak antara ketinggian permukaan air dengan lantai ruang utama rumahnya hanya berkisar satu jari saja.

“Sekitar satu jari lagi terendam lantainya. Dapur sudah terendam duluan” ucap wanita berusia 47 tahun yang saat itu kebetulan sedang berjalan bersama sanak keluarganya menuju Pesantren Al Hikmah untuk mengungsi.

Selain Normiati, ada juga Arif (50), Warga Kelurahan Murung Raya, yang mengungsi ke rumah sanak keluarganya untuk menghindari genangan air agar bisa beristirahat.

Ia membeberkan, kondisi yang saat ini awalnya terjadi sejak seminggu yang lalu. Namun yang paling parah dirasakannya sudah terjadi sejak tiga hari belakangan.

“Sejak menetap di sini tidak pernah terjadi genangan setinggi ini. Sampai saat ini bantuan dari Pemerintah juga belum ada,” tegasnya.

Sementara itu, Muhammad Natsir, pengelola Pondok Pesantren Al Hikmah yang menjadi salah satu tempat pengungsian warga mengaku, sejak dua malam terakhir pihaknya sengaja menyediakan gedung belajar untuk warga yang ingin menginap.

Baca Juga :  Fraksi di DPRD Kalsel Sampaikan Pandangan Umum Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024

“Malam ini (14/01) cukup banyak. Ada sekitar empat KK. Itu berarti ada sekitar 20 jiwa yang menginap,” ungkapnya.

Ia menuturkan, bahwa ada 12 ruang belajar yang telah disediakan untuk menjadi tempat pengungsian bagi warga. Menurutnya jika dihitung-hitung, ruang belajar yang bisa dimanfaatkan ini mampu menampung hingga 80 jiwa.

“Untuk saat ini warga numpang menginap saat malam hari saja. Ketika siang air surut mereka kembali ke rumah masing-masing,” tambahnya lagi.

Disinggung apakah sudah ada bantuan dari Pemerintah, Arif mengaku belum ada sama sekali. Meskipun ada, bantuan itu berasal dari orang-orang dermawan yang ingin menyumbang kepada sesama.

“Kami harapkan ada perhatian dari Pemko. Terutama untuk keperluan warga sehari-hari,” harapnya. (zak/K-3)

Iklan
Iklan