Banjarmasin, KP – Semakin nyamannya akses transportasi melalui darat, cukup berimbas dengan moda angkutan jalur sungai.
Kini, jumlah penumpang transportasi sungai seperti speed boat atau long boat, kian hari semakin berkurang saja. Padahal, di era 1980an, angkutan speed boat ini menjadi primadona transportasi cepat di sungai.
Kondisi ini dirasakan para pelaku usaha transportasi sungai. Pemandangan sepi penumpang terlihat di dermaga Jembatan Merdeka dan Pelabuhan Pasar Ujung Murung, Banjarmasin.
“Semakin ke sini, penumpang speed boat makin sepi. Jumlahnya hanya hitungan jari, baik untuk wilayah yang ada di Kalimantan Selatan, maupun ke Kalimantan Tengah. Lebih banyak memilih menggunakan angkutan darat,” ujar Yudi, seorang motoris speed boad di dermaga Jembatan Merdeka.
Diakuinya, dalam segi biaya, angkutan darat seperti mobil memang lebih ringan ongkosnya dibandingkan menggunakan transportasi sungai seperti speed boat.
“Apalagi, saat ini juga ramai rental mobil atau taksi online.
Contohnya, untuk ke Palangka Raya, sekali tarikan dengan menumpang mobil rental ongkos hanya Rp 100 ribu. Sementara, untuk ongkos ke beberapa daerah tujuan di Kalteng lainnya, rata-rata tarifnya antara Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu,” ungkapnya kepada Kalimantan Post, Kamis (7/1).
Menurut Yudi, memang ada beberapa daerah di Kalteng yang aksesnya lebih nyaman ditempuh jalur sungai, seperti rute Banjarmasin-Buntok, Banjarmasin-Mangkatip, Kabupaten Barito Selatan.
“Setahu saya, kalau keberangkatan speed boat di Pasar Ujung Murung, hanya satu kali. Biasanya, sekitar jam 10 atau jam 11an sudah berangkat. Itupun penumpangnya terkadang tak penuh,” tambah Yudi.
Sementara, Yudi sendiri lebih banyak melayani carteran speed boat dengan rute perairan Tabanio Kabupaten Tanah Laut. Kebanyakan, pelanggannya merupakan karyawan perusahaan batu bara.
“Biasanya dicarter untuk mengantarkan pekerja atau buruh ke tongkang batu bara di perairan Tabanio. Selain itu, juga mengantarkan dokumen-dokumen atau keperluan logistik lainnya” jelasnya lagi.
Biaya carter, lanjut Yudi, untuk speed boat satu mesin tarifnya Rp 1,6 juta dengan kapasitas penumpang maksimal 10 orang. Sementara, jika speed boat dua mesin ongkosnya Rp 3 juta dengan maksimal 20 penumpang.
“Alhamdulillah, dalam seminggu, ada saja yang kita antarkan ke sana. Baik itu dokumen, logistik ataupun pekerja. Walapun tidak seramai dulu lagi, tetap saja harus kita syukuri,” imbuhnya. (opq/K-1)