Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

Lebih Praktis, Bisnis Bumbu Masak Makin Laris

×

Lebih Praktis, Bisnis Bumbu Masak Makin Laris

Sebarkan artikel ini
LEBIH PRAKTIS - Pondok Bumbu Hj Umi Kalsum (Mama Putri) di Jalan Sultan Adam, Banjarmasin Utara ini, menjual aneka bumbu masak yang langsung siap digunakan. Tak sedikit pembeli lebih memilih bumbu jadi, karena lebih praktis dan hemat waktu dalam mengolah masakan. (KP/Opiq)

Banjarmasin, KP – Perputaran waktu yang serasa kian cepat, menuntut orang untuk selalu bertindak efektif dan efisien dalam pekerjaan sehari-hari.

Demikian pula dalam dunia masak memasak. Untuk menghemat waktu dan tenaga, proses mengolah masakan yang praktis sering dilakukan seorang ibu rumah tangga.

Android

Apalagi, bagi pengusaha kuliner atau pemilik restoran harus gerak cepat dalam memasak makanan yang akan disajikan ke pelanggan.

Demi memangkas waktu dan tenaga, ibu-ibu rumah tangga dan juru masak, tak salah jika lebih mengandalkan bumbu masak siap saji yang kini mulai banyak dijual.

Seperti, Pondok Bumbu Hj Umi Kalsum (Mama Putri) yang berlokasi di Jalan Sultan Adam, Banjarmasin Utara yang menjual aneka bumbu masak yang siap langsung digunakan.

“Kami menjual macam-macam bumbu, di antaranya ada bumbu masak habang (merah), karih, rendang, asam manis, rawon, dan sop – bistik,” ujar Hj Umi Kalsum kepada Kalimantan Post, Senin (15/2).

Menurutnya, usaha pengolahan bumbu jadi ini mulai dirintisnya sejak tahun 2004 bersama keluarga.

“Semua bumbu kami racik sendiri bersama 11 orang anggota keluarga, termasuk suami dan anak-anak,” ucapnya.

Ditambahkan Umi Kalsum, tingkat penjualan saat ini tak ada perubahan yang signifikan jika dibandingkan saat awal-awal pandemi Covid-19. Seandainya ada penurunan, juga tak seberapa jauh.

“Penjualan normal saja selama ini. Biasanya, pembeli ramai itu mulai hari Kamis sampai Sabtu dan menjelang hari Minggu. Karena, berdasar pengalaman kami, pada akhir pekan itu banyak warga yang menggelar acara atau hajatan,” jelasnya.

Selain itu, sambungnya, penjualan akan meningkat saat ada peringatan hari-hari besar keagamaan, seperti menyambut datangnya bulan maulid dan jelang bulan puasa Ramadhan.

“Dan satu lagi, bila harga bawang dan cabai naik di pasar, maka pembeli juga lebih memilih bumbu sudah jadi ini. Harganya kami jual sama saja, meski bahan bakunya mahal. Bahkan, kami juga tidak mengurangi kualitas maupun beratnya,” bebernya.

Untuk harga, Umi Kalsum membanderolnya sama rata, yakni Rp 60 ribu per kilogram. “Paling sedikit kami jual Rp 3 ribu, dengan berat setengah ons,” kata dia.

Dari berdagang bumbu masak sudah jadi ini, Umi Kalsum memperoleh hasil cukup lumayan. Setiap hari, ia dan keluarga mampu meraih omzet kotor jutaan rupiah

“Bila dihitung-hitung, omzet sehari ada sekitar Rp 5 jutaan. Tapi, itu belum dipotong macam-macam pengeluaran,” pungkasnya. (opq/K-1)

Iklan
Iklan