Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Disperdagin Razia Belasan Anjal dan Pengamen

×

Disperdagin Razia Belasan Anjal dan Pengamen

Sebarkan artikel ini
Hal 10 3 Klm Razia Anjal
TIM ANJAL- Tim Pembinaan Anjal dan Pengamen, Bidang PSDP dan Pasar, Disperdagin Kota Banjarmasin saat melakukan razia di Pasar Sudimampir Baru saat mendata. (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP – Sebanyak 12 anak jalanan dan pengamen yang beberapa hari terakhir yang kerap membuat keresahan di Pasar Sudimampir Baru dan Pasar Ujung Murung terjaring razia yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Selasa (16/03) siang.

Belasan anjal dan pengamen tersebut rata-rata masih berusia sekolah. Saat dipergoki petugas dari Tim B Pembinaan Anjal dan Pengamen di bawah Bidang PSDP dan Pasar, Disperdagin Kota Banjarmasin mereka kemudian didata identitasnya dan diberi pembinaan secara persuasif.

Baca Koran

Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan, Bidang Psdp dan Pasar, Afriansyah menjelaskan, rata-rata anjal yang terjaring tersebut beralasan terpengaruh teman di kampung tempat tinggalnya, sehingga tertarik meminta-minta dan mengamen di pasar.

“Selain itu alasan mereka turun ke pasar juga dikarenakan kondisi perekonomian keluarganya yang memang bisa dikategorikan dibawah rata-rata,” jelasnya saat ditemui awak media.

Menurutnya, razia ini dilakukan merujuk pada banyaknya keluhan dan laporan warga pasar yang sudah mulai resah dengan kelakuan dari anjal dan pengamen ini.

“Para pedagang mengeluh karena kebanyakan dari anjal mengganggu pembeli. Sehingga tidak sedikit pembeli yang pergi,” ungkapnya.

Pasalnya, ia melanjutkan, tidak sedikit pembeli yang memilih untuk pergi dari lapak pedagang gara-gara merasa terganggu dengan suara kebisingan yang dibuat para pengamen.

Kondisi tersebut juga diakui pedagang kacamata di Pasar Baru, Fauzi. Menurutnya, banyak para anjal yang ngamen, namun terkesan memaksa warga pasar untuk memberi uang.

“Jika tidak kita beri uang, dia (anjal) bisa memaki-maki. Bahkan ada yang mendoakan agar cepat mati,” keluhnya.

Ia menuturkan, biasanya tidak hanya satu atau dua orang Anjal yang mengamen di kawasan Pasar Baru. Bahkan ada yang sampai berkelompok hingga 5 orang.

Baca Juga :  Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan, Banjarmasin Canangkan Gerakan Ayah Teladan

“Mereka banyak biasanya disini, jam nya tidak menentu. Malah kadang-kadang mereka ini memaksa,” tutupnya.

Usai terjaring razia, para Anjal itu tidak diamankan petugas Bidang Pasar Disperdagin untuk diberi pemahaman terkait kenyamanan warga pasar. Pasalnya, Apriansyah mengaku tidak punya wewenang untuk itu.

Belasan Anjal tersebut hanya dilakukan pendataan dan diberikan pembinaan agar tidak mengganggu aktivitas warga pasar.

“Kami tidak melarang mereka mencari uang atau mengamen. Tapi jangan sampai mengganggu pedagang atau pembeli di pasar. Jangan sampai memaksa,” pungkas Apriansyah.

Kemudian, untuk tindak lanjutnya, pria dengan sapaan Apri itu mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Satpol PP dan Dinas Sosial dan DP3A Kota Banjarmasin untuk menindaklanjuti maraknya Anjal di ibu Kota Kalsel ini.

“Tidak menutup kemungkinan pembinaan anjal dan pengamen ini kita lakukan di pasar lainnya. Tidak perlu menunggu adanya laporan, kalau petugas kami ada melihat, pasti langsung kami datangi untuk diberi pemahaman,” tutupnya.

Sementara itu, Muhammad Alfi salah seorang pengamen yang saat itu terjaring razia mengakui, bahwa mengamen merupakan cara dirinya untuk mencari tambahan biaya hidup.

Pasalnya, pria berusia 27 tahun itu menceritakan, jika dirinya harus mencari penghasilan kurang lebih Rp 100 ribu perhari lantaran harus menghidupi satu istri dan dua orang anakya.

Selain mengamen, Alfi menuturkan jika dirinya juga bekerja sebagai buruh bangunan lepas. Namun jika tidak ada tawaran pekerjaan. Oa terpaksa turun mengamen agar bisa menghidupi keluarga kecilnya.

“Anak saya satu umurnya masih 7 bulan, jadi selain menafkahi istri, saya juga harus membeli susu dan popok anak. Makanya saya mencari penghasilan tambahan dengan cara mengamen,” ungkapnya.

Disamping itu, ia mengaku sangat menyayangkan dengan sikap teman seprofesinya sebagai pengamen yang membuat resah para pengunjung pasar.

Baca Juga :  Cegah Ledakan Penduduk, Yamin Pinta Peran Aktif Bapak-bapak Matangkan Perencanaan

“Memang ada yang memaksa pas ngamen, tapi saya pribadi tidak memakai cara itu. Kalau tidak diberi yaa memang itulah rezeki kita. Jangan memaksa,” tutupnya. (Zak/K-3)

Iklan
Iklan