Banjarmasin, KP – Sesuai perencanaan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dijadwalkan dimulai pada Senin (22/03) disambut antusias oleh siswa SMP Negeri 22 Banjarmasin.
Salah satunya Muhammad Anta Ridha. Siswa kelas 9a di sekolah yang berlokasi di Jalan Simpang Layang, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur itu mengaku sangat semangat dalam menjalani aktivitas di hari pertama PTM.
“Karena belajar di sekolah seperti ini kami bisa lebih memahami pelajaran,” ucapnya saat dibincangi Kalimantan Post, Senin (22/03) pagi.
Selain itu, yang membuat remaja dengan sapaan Ridha itu semangat adalah bisa langsung berinteraksi dengan guru dan teman sekelasnya.
“Kalau seperti ini kan kita bisa bertanya langsung sama guru, paling tidak kita bisa tanya sama teman di kelas kalau ada materi yang kurang dipahami,” ungkapnya.
Pasalnya, selama menjalani pembelajaran berbasis online atau daring, Ridha mengaku tidak bisa memahami secara rinci materi yang diajarkan oleh gurunya.”Belajar online kan terbatas, makanya kami di sini semangat belajar,” tambahnya.
Hal senada juga dikatakan Fhatia Rahmawati. Teman sekelas Ridha itu mengaku bisa dengan leluasa bertanya kepada guru meski dengan waktu yang terbatas.”Tidak ada halangan, walaupun ini hari pertama kami belajar di sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakasek Bidang Kurikulum, SMP Negeri 22 Banjarmasin, Hadimi menjelaskan, jika PTM yang baru saja diterapkan oleh pihaknya sudah mengantongi izin dari seluruh orang tua siswa, khususnya siswa kelas 9.
“Kita juga melengkapi seluruh lokal dengan wastafel yang diletakkan di dalam dan di luar ruang kelas untuk digunakan mencuci tangan,” jelasnya.
Hadimi menambahkan, jika Di sekolah yang lokasinya di pesisir Kota Banjarmasin ini, PTM diikuti oleh 67 siswa yang dibagi menjadi 4 kelas. Sehingga dalam satu lokal hanya diisi oleh 15 sampai 16 siswa.
“Itu untuk PTM, kalau US nanti lokalnya ditambah satu lagi. Jadi 67 siswa itu akan mengisi 5 lokal yang masing-masing berisi 13 sampai 14 orang siswa,” paparnya.
Untuk waktu belajarnya sendiri, pihak sekolah hanya menyediakan 20 menit untuk satu jam pelajaran. Sedangkan dalam satu hari ada 6 mata pelajaran.
“Di hari Senin sampai Kamis, siswa masuk belajar mulai pukul 8.00 sampai dengan 10.50 WITA. Sementara di hari Jumat dan Sabtu pulangnya pukul 10.15,” tambahnya.
Menurutnya, pola PTM yang mereka jalankan sekarang ini sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Satgas Covid-19 dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin.
“Siswa juga kita wajibkan memakai masker dan tidak boleh lalai dalam menjalankan protokol kesehatan. Seperti edaran yang dikeluarkan Pemko Banjarmasin,” tandasnya.
Kendati demikian, di hari pertama PTM ini, pihaknya masih tidak langsung menjalankan belajar di kelas. “Hari ini kita ajak siswa untuk kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dulu. Karena waktu banjir kemarin ruang kelas kita dijadikan tempat mengungsi oleh 300 warga sekitar,” ungkapnya.
Kemudian, pihaknya juga memberi pembekalan kepada siswa terkait bagaimana menghadapi proses pembelajaran dan Ujian Sekolah secara tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Benar saja, pada Januari lalu kawasan pemukiman di sekitar SMP 22 Banjarmasin itu terendam banjir selama satu bulan. Bahkan saking lamanya terendam air, pohon besar yang ada di tengah halaman sekolah tersebut terlihat tumbang ke tanah lantaran tanah tempat akar pohon itu mencengkram menjadi lunak. (Zak/K-3)