Banjarmasin, KP – Calon Wali Kota Banjarmasin, nomor urut 2, Abdul Haris Makkie dan nomor urut 3, Khairul Saleh akhirnya angkat suara mengenai PSU (Pemungutan Suara Ulang) yang jadi putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Keduanya seakan menunjukkan sikap membuka peluang untuk bisa berkoalisi dengan siapa pun yang akan memenangkan kontestasi pemilihan orang nomor satu di Bumi Kayuh Baimbai ini.
Hal itu diketahui ketika awak media menghubungi Abdul Haris Makkie melalui sambungan telepon, Selasa (23/03) siang.
“Kita harus berpikir realistis, jumlah suara kami berapa dibandingkan suara yang diperebutkan pada PSU nanti,” ucapnya.
Menurutnya, pihaknya saat ini tidak berharap lagi untuk mengejar angka perolehan suara dari PSU di tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarmasin Selatan dalam 30 hari kedepan.
“Karena hanya 34 persen hasil suara kami. Sedangkan dua paslon yang lain (Ibnu-Arifin dan Ananda-Mushaffa) ada di angka 70 dan 90 persen. Itu kan konyol kalau begitu,” tukasnya.
Kemudian, pria dengan sapaan haris itu menilai keputusan tersebut sudah menjadi keharusan yang harus dijalaninya sebagai seorang politikus.
“Inilah dunia politik, kan bisa aja nanti akan terjadi yang namanya koalisi dalam politik. Semua hal bisa terjadi kenapa tidak? Karena politik politik ini kan sifatnya dinamis,” imbuhnya.
Sikap yang dikeluarkan oleh Haris tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya tim pemenangan yang sebelumnya mendampingi Haris Makkie bersama pasangannya yakni Ilham Noor itu sudah dibubarkan.
“Tim kita sudah dibubarkan, paling nanti kita akan mengkonsolidasi terkait langkah yang akan kita lakukan kedepannya,” imbuhnya.
Karenanya, Haris berharap dengan adanya putusan PSU nanti, bisa terpilih seorang pemimpin yang amanah, baik, tidak berbohong dan tidak melakukan perbuatan kecurangan.
“Karena sekarang ini masyarakat sudah menunggu pemimpin pilihannya bisa segera didefinitifkan,” pungkasnya.
Kendati demikian, mantan Sekda Provinsi Kalimantan Selatan itu kembali menegaskan, bahwa seluruh keputusan dikembalikan kepada masyarakat.
“Artinya dengan terjadinya PSU ini menandakan ada sesuatu yang salah dan yang tidak bagus jalannya. Jadi kita selaku masyarakat harus mencarinyang bagus,” tutupnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Khairul Saleh. Calon Wali Kota Banjarmasin yang menempuh jalur independen ini juga membuka kemungkinan melakukan koalisi dengan para kontestan.
Ketika ditanya terkait condong ke sudut Ananda atau Ibnu Sina, nampaknya Khairul Saleh yang merupakan pensiunan ASN Pemko Banjarmasin itu lebih condong ke paslon nomor urut 2, yakni Ibnu-Ariffin.
Pasalnya, pria dengan sapaan Khairul itu pernah menjadi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dalam masa kepemimpinan Ibnu-Herman.
“Secara emosional emang kita kecenderungan ke Pak Ibnu. Paling tidak beliau punya pengalaman dan kemudian masih banyak yang tersisa dan harus diselesaikan,” tegasnya.
Disamping itu, ia berharap kepada masing-masing kontestan Pilwali Banjarmasin untuk bermain cantik saat PSU berlangsung. Dan yang paling utama adalah harus menaati aturan penyelenggara Pemilu.
“Tapi kita tidak memerintahkan basis pendukung kita untuk memihak calon petahana,” ujar pasangan Habib Ali Al-Habsyi itu.
Selain itu, Khairul juga meminta masyarakat yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di tiga kelurahan itu harus independen dalam memilih.”Terserah masyarakat aja, mereka mau memilih yang mana,” tutupnya. (Zak/K-3)