Akibat kapasitas di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin penuh sehingga pasien covid pun mengantre
BANJARMASIN, KP – Seiring dengan melonjaknya angka kasus positif Covid-19 di Kota Banjarmasin, sejumlah rumah sakit diketahui kewalahan dalam hal penanganan. Termasuk, di RSUD Sultan Suriansyah.
Kapasitas di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin itu diketahui sudah penuh. Sementara ini untuk pasien Covid-19 diketahui berjumlah 16 pasien. Ditambah dengan empat orang pasien yang masih ada di IGD alias dalam tahap pemeriksaan.
“Yang empat mengantre juga untuk bisa masuk ruangan perawatan,” kata Plt Direktur RS Sultan Suriansyah, dr Asmaul Husna, Kamis (1/4) siang.
Wanita dengan sapaan Husna itu menjelaskan, di rumah sakit yang dipimpinnya sudah sesuai dengan SDM yang ada, dan mengingat tetap melayani pasien non Covid-19 yang juga meningkat, pihaknya hanya mampu merawat 15 sampai 20 pasien Covid-19.
Lantas, bagaimana lonjakan pasien COVID-19 di RS itu? Menurutnya, sejak Januari hingga Maret pasien datang silih berganti. Namun rata-rata, setiap harinya diketahui merawat diatas 15 pasien.
“Tempat tidur yang disediakan sekira 40, tetapi sekali lagi karena SDM terbatas dan tetap merawat pasien non COVID-19, maka kemampuan kamu saat ini hanya merawat 15 sampai 20 pasien,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, kondisi itu juga sudah lebih dulu terjadi di dua rumah sakit. Yakni, RSUD Ulin dan RSUD Ansari Saleh.
Di RSUD Ulin di Jalan Ahmad Yani kilometer 2,5 Banjarmasin Tengah. Pada Desember 2020 lalu, tersisa 19 pasien saja di rumah sakit milik pemprov tersebut.
Namun, awal Januari mulai merangkak naik. Sampai Februari, sudah 60 pasien yang ditangani. Kemudian pada pekan pertama dan kedua bulan Maret, sudah tembus 90 pasien.”Data terakhir pada Selasa (30/3) ada 115 pasien. Hari ini mungkin bertambah lagi,” sebut Dirut RSUD Ulin, dr Suciati.
Memang, belum melebihi daya tampung. Sebab, fasilitas COVID-19 di sana mampu menampung 206 pasien. Tersebar di satu lantai ruang bougenville, empat lantai di ruang anggrek, dan lima lantai di ruang mawar.
Sebenarnya, sejak grafik kasus mulai melandai pada akhir tahun kemarin, RSUD Ulin mengurangi kapasitas fasilitas tersebut. Hanya mengaktifkan dua lantai saja.
Tapi melihat laju penambahan kasus kian mengkhawatirkan, Suciati memutuskan untuk mengaktifkan semuanya lagi.
“Sementara kami masih memaksimalkan nakes Ulin. Tapi kalau terus melonjak, terpaksa kami meminta bantuan para relawan,” ungkapnya.
Serupa dengan di RSUD Ansari Saleh. Dari 102 tempat tidur yang disiapkan di fasilitas khusus COVID-19, hampir semuanya sudah terisi.
“Pasien yang kami rawat sudah 96 orang, ini sudah di ambang batas,” ungkap Direktur Utama RSUD Ansari Saleh, dr Izzak Zulkarnaen.
Ia membeberkan, dari awal Januari sampai akhir Februari, rata-rata yang dirawat di sana sebanyak 30 sampai 40 pasien. Tapi memasuki Maret, muncul lonjakan tajam hingga dua kali lipat.
“Saat ini, nakes di Ansari Saleh ada 200 orang. Syukur, mereka cukup terbantu dengan kehadiran para relawan,” tandasnya. (Zak/K-3)