udara cukup dingin sehingga para petugas lainnya pun juga menggigil

KANDANGAN, KP – Seluruh unsur relawan terutama barisan pemadam kebakaran (Damkar) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berduka. Salah seorang relawan yang sempat memadamkan api pada musibah kebakaran di Asrama Polisi (Aspol) Sungai Raya, Rabu (14/4) pagi telah meninggal dunia diduga terkena hipotermia.
Almarhum Rifat Rifani yang merupakan relawan anggota Barisan Pemasam Kebakaran (BPK) Darul Muna itu, diduga terkena hipotermia saat bertugas memadamkan api.
Kebakaran itu terjadi di Jalan Paharuangan RT 04, Desa Sungai Raya Selatan, Kecamatan Sungai Raya, sekitar pukul 04.22 Wita. Sekitar satu jam atau pukul 05.30 WITA, api berhasil dipadamkan oleh para relawan dan petugas Damkar yang datang.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten HSS Iwan Friady, melalui Kabid Damkar Nur Abdi Kesuma Jaya mengungkapkan, almarhum sempat berjibaku bersama relawan lain dalam memadamkan api, saat terjadi musibah kebakaran.
“Informasi yang kami terima, Rifat Ripani meninggal dunia di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan, diduga terkena hipotermia,” ucap Abdi.
Saat subuh itu, ia mengakui udara cukup dingin sehingga para petugas lainnya pun juga menggigil.
“Memang benar, kondisi subuh tadi sangat dingin. Kami saja menggigil,” tandasnya.
Abdi menjelaskan, relawan yang gugur tersebut diduga sudah dalam keadaan sakit saat bertugas.
Nur Abdi mewakili unsur Damkar di Kabupaten HSS mengucapkan belasungkawa, atas meninggalnya salah satu relawan kebakaran yang telah berjuang membantu sesama tersebut.
“Kami turut berdukacita atas meninggalnya saudara kita, anggota BPK Darul Muna atas nama Rifat Ripani,” ucapnya.
Sebelumnya, kebakaran menjelang imsak waktu setempat itu menghanguskan sebanyak 4 buah bangunan Aspol, dan mengalami rusak berat sebanyak 3 buah berpenghuni, dan 1 buah kosong.
Kapolres HSS AKBP Siswoyo melalui Kasubag Humas Iptu J Tobing mengatakan, kebakaran empat unit buah rumah dinas Polri Aspol Paharuangan Polres HSS tersebut diduga berasal dari arus pendek listrik.
Ia menceritakan, penghuni asrama Nomor 7 Briptu Hadyan Mutaqim membuka pintu asrama yang dihuninya, untuk memberi makan burung yang digantung sangkarnya di teras asrama.
Lalu, yang bersangkutan melihat ada cahaya merah seperti percikan api dari plafon teras perbatasan asrama nomor 9 dan 10. Kemudian Briptu Hadyan bergegas mendatangi dan memanggil penghuni asrama Nomor 9 Aipda M Yani.
Selanjutnya, keduanya berupaya melakukan pemadaman dengan alat seadanya. Namun api sudah tidak bisa dikuasai, dan beberapa menit kemudian api cepat menjalar ke tiga unit rumah di asrama dinas lainnya.
“Kondisi asrama yang terbakar tersebut dinding terbuat dari beton dan atap dari sirap kayu berlapis seng,” terangnya.
J Tobing mengungkapkan, akibat kebakaran tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp450 juta, terdiri dari empat rumah dinas Polri, satu unit sepeda motor, dan barang-barang lain milik penghuninya. (tor/K-4)