Iklan
Iklan
Iklan
HUKUM & PERISTIWA

Dugaan Korupsi di PT Dok Perkapalan Kodja Bahari
Penyidik Kejati Minta Bantuan ITS Menilai Bangunan Dok

×

Dugaan Korupsi di PT Dok Perkapalan Kodja Bahari<br>Penyidik Kejati Minta Bantuan ITS Menilai Bangunan Dok

Sebarkan artikel ini

Banjarmasin, KP – Penyidik Kejaksaan Tinggi Kalsel terus melakukan penyidikan terhadap dugaan korupsi di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB) Banjarmasin, dikarenakan ada dugaan penyimpangan dana pada pelaksanaan proyek graving dock pada perusahaan BUMN itu.

“Saat ini kami telah berusaha untuk meminta bantuan ITS (Instuti Tehnik Surabaya) untuk menilai pelaksanaan bangunan dimaksud, barulah setelah itu kita akan mengajukan ke BPKP untuk menilai unsur kerugian negaranya, ujar Kasi Penyidikan pada Asisten Pidsus Kejaksaan Tingi Kalsel Sugeng yang didampingi Kapenkum Machpujat, menjawab pertanyaan awak media, beberapa waktu lalu.

Android

Menurut dia, sesudah diketahui keadaan bangunan graving dock, barulah akan diketahui kerugian negara. “Dan ini masih memakan waktu yang agak panjang,” timpalnya.

PT Kodja Bahari merupakan perusahaan negara, dan untuk membiayai pembangunan dok tersebut anggaran diambil dari dana perusahaan yang nilai cukup besar yakni dikisaran Rp18 miliar.

Dalam penyidikan dugaan korupsi ini pihak penyidik juga sudah memanggil beberapa orang untuk dimintai keterangan, di antaranya pimpinan PT Kodja Bahari Banjarmasin Abdul Goni Prayitno. Pembangunan dok itu sendiri dilakukan pada 2019.

Mengutip dari Antara beberapa waktu lalu, graving dock yang awalnya panjangnya hanya 105 meter akan menjadi 130 meter.

Kemudian lebar yang sebelumnya, 30 meter menjadi 35 meter, dan tinggi atau dalam yang sebelumnya hanya 3 meter menjadi 5,1 meter.

Kalau kedalamannya sudah mencapai 5,1 meter, maka kapal yang masuk tidak akan terpengaruh oleh pasang maupun surutnya air laut.

Sedangkan untuk fasilitaS “run way”, akan dibangun dengan panjang 150 meter, lebar 5 meter dan tebal 30 sentimeter.

Bila fasilitas tersebut selesai dibangun, maka empat kapal bisa dilakukan perawatan sekaligus.

Saat ini, dengan fasilitas “run way” yang ada, hanya dua kapal yang bisa dilakukan perawatan.

Pembangunan ini merupakan salah satu rencana strategs PT PDB dengan menggunakan alokasi penggunaan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) APBN tahun anggaran 2015 dengan total dana sebesar Rp18,8 miliar.

Pengerjaan akan dilakukan oleh perusahaan lokal yaitu PT Lidy`s Artha Borneo dengan estimasi lama pengerjaan 210 hari kalendar.

Pembangunan “Graving Dock” Banjar 2 dan “system airbag” ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dari 45.000 DWT menjadi 60 ribu DWT. (hid/K-4)

Iklan
Iklan